Sabtu, 18 Februari 2017

Mengapa suhu udara di puncak lebih dingin?

Pernahkah pertanyaan itu terselip di benak anda? Kalau saudara pernah berwisata ke daerah pegunungan, atau mungkin saudara tinggal di daerah pegunungan. Coba saudara bandingkan dengan daerah di dataran rendah. Pasti saudara merasakan adanya perbedaan suhu, dimana di pegunungan akan terasa lebih dingin.

Ilustrasi suhu dingin pegunungan


Lalu sebenarnya mengapa ya hal tersebut bisa terjadi? Ada yang tahu? Mungkin sebagian berpendapat karena di pegunungan masih banyak hutan yang menjaga kesejukkan sedangkan di daerah dataran rendah seebaliknya. 

Namun sebenarnya ada hal yang lebih prinsip lagi untuk menjelaskan keadaan diatas. Yups,, tepat sekali yaitu adanya Gradien Thermis Vertikal (GTV).

Lalu apa itu GTV? Gradien Thermis Vertikal adalah turunnya suhu sebesar 0,6 derajat setiap kenaikkan ketinggian 100 meter. 

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal ini terkait dengan sifat udara terhadap ketinggian tempat. Udara pampat di tempat yang rendah, semakin tinggi tempat maka udara semakin renggang dan makin rendah tekanannya. Udara yang renggang menyebabkan kurang mampu menyerap panas sinar matahari. Sehingga suhu udara pun turun seiring naiknya ketinggan.

Berdasarkan kondisi tersebut kita dapat menghitung temperatur di suatu tempat dengan rumus berikut:

1) Jika hanya diketahui ketinggian suatu tempat.


Ket.
T = Suhu udara yang dicari (°C).
26,3 = Konstanta (suhu udara rata-rata di daerah pantai tropis).
0,6 = Konstanta.
h = Tinggi tempat dalam ratusan meter.


Contoh soal:
Berapa suhu udara di daerah A, jika mempunyai ketinggian 1.500 m dari permukaan laut?
Jawab:
T = 26,3 – 0,6 (15)
= 26,3 – 9
= 17,3°C
Jadi, suhu udara di daerah A adalah 17,3°C.
2) Jika diketahui ketinggian dua tempat, yang satu diketahui suhu udaranya dan yang satu tidak.

∆T = Selisih suhu udara antara tempat 1 dengan tempat 2 (°C).
X = Ketinggian tempat yang diketahui suhu udaranya (m).
X 1,2 = Ketinggian tempat yang dicari suhu udaranya (m).


Contoh soal:
Kota A memiliki ketinggian 50 m di atas permukaan laut. Ratarata suhu udara di kota A adalah 28°C. Berapakah rata-rata suhu udara kota B yang memiliki ketinggian 260 m di atas permukaan laut?

Jawab:
∆T
= 0,006 (5 – 215) × 1°C
= –1,26°C
Jadi, suhu udara kota B = 28°C – 1,26°C
= 26,74°C

Bagaimana sobat, ternyata ilmu itu ada dimana-mana bukan? Alam memang memberikan sejuta pesonanya dengan penuh ilmu untuk kita ungkap. Jadi tinggal bagaimana kita mau membuka mata kita, untuk mempelajari pesona alam ini. Nah jika kita tertarik untuk menguak pesona alam itu, salah satu sarana ilmu yang relevan adalah dengan pendekatan geografi. IPS memang asyik .....


0 komentar:

Posting Komentar