Sabtu, 20 Mei 2017

Hari Kebangkitan Nasional. Ini Sejarahnya yang Mulai Terlupakan



Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) selalu dirayakan masyarakat Indonesia pada tanggal 20 Mei. Ada latar belakang sejarah yang panjang sebelum tanggal tersebut ditetapkan sebagai salah satu hari yang bermakna bagi bangsa ini.
Diawali dari berdirinya sebuah organisasi kepemudaan bernama Budi Oetomo yang terjadi tahun 1908 lalu, berlatar belakang menggeloranya semangat persatuan para bumi putra untuk merdeka.
Rasa nasionalisme, kesadaran, merasa senasib, satu akar bangsa yang tercerabut membuat mereka bertekat untuk bangkit. Membuat gerakan dalam satu organisasi adalah wadah awal kaum pribumi untuk bersatu dan memajukan pemikiran juga pergerakan yang sebelumnya terpecah belah.
Budi Oetomo adalah cikal bakal yang awalnya bergerak di bidang sosial pendidikan, dan kelak jadi penggerak kemerdekaan Indonesia. Penggagasnya adalah Dr Wahidin Sudiro Husodo, cendekiawan yang berhasil membuka kesadaran pemuda tanah air.
Organisasi Budi Oetomo mulai membuka beberapa sekolah dengan nama yang sama, agar makin banyak pribumi yang berpendidikan. Awalnya berfokus di pulau Jawa saja, dan beranggota pemuda dari Jawa dan Madura.
Tahun 1915, pergerakannya meluas ke ranah politik akibat pengaruh pecahnya Perang Dunia I. Saat itu penjajah Hindia-Belanda mulai membentuk wajib militer bagi pribumi termasuk juga pemuda dari Boedi Utomo.
Tak langsung menuruti keinginan penjajah, pengurus Boedi Oetomo meminta dibentuknya lembaga perwakilan rakyat (Volksraad) dulu sebelum diberlakukan wajib militer.
Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum pun menyetujui, maka dibentuklah Volksraad pada 18 Mei 1918. Wakil dari Boedi Oetomo adalah Suratmo Suryokusomo.
Tahun 1920 Boedi Oetomo membuka diri untuk menerima lebih banyak anggota dari kalangan rakyat jelata. Maka makin luaslah gerakannya, sampai menjadi penggerak dari mogok masal yang dilakukan kaum buruh akibat upah yang terlalu kecil diberikan oleh pemerintahan Hindia.
1930, organisasi tersebut meluas tak hanya di Jawa, namun beberapa pulau lain yang berada di sekitarnya. Gerakan politik untuk merdeka makin besar pendukungnya. Boedi Oetomo pun mulai fokus jadi organisasi bertujuan nasionalisme.
1935, Boedi Oetomo masuk ke Partai Bangsa Indonesia (PBI) yang didirikan oleh Dr. Sutomo, dan berubah nama menjadi partai Indonesia Raya (Parindra).
Tanggal berdirinya Boedi Oetomo 20 Mei 1908 pun ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

0 komentar:

Posting Komentar