Senin, 14 Agustus 2017

Dinamika Kependudukan

Setiap tahun jumlah penduduk Indonesia terus mengalami perubahan dan perubahan yang paling menonjol adalah peningkatan penduduknya. Setiap tahun pemerintah mengadakan cacah jiwa atau sensus penduduk . Sensus penduduk merupakan cara pengumpulan data melalui pencatatan penduduk. Program sensus ini dilaksanakan untuk mengetahui jumlah penduduk Indonesia dari waktu ke waktu.


Coba perhatikan penduduk di sekitar rumah kamu! Pada kurun waktu tertentu, adakah bayi yang lahir atau adakah warga yang meninggal? Coba perhatikan pula, adakah warga yang pindah rumah ke daerah lain atau adakah warga yang datang ke daerah kamu? Apa hubungannya dengan dinamika penduduk? Untuk mengetahuinya baca artikel di bawah ini?

Perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu disebut dengan dinamika penduduk. Dinamika penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).
Apa itu pengertian kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).

Hasil gambar untuk grafik komposisi penduduk sulawesi selatan
Peta Kepadatan Penduduk Tahun 2015

1. Kelahiran (Natalitas)

Adakah di antara kamu yang memiliki adik? Dengan hadirnya adik tersebut berarti jumlah anggota keluarga di rumahmu bertambah. Pertambahan anggota keluarga ini tentunya juga akan mempengaruhi jumlah penduduk di daerah tempat tinggalmu. Agar dapat mengetahui jumlah kelahiran bayi hidup setiap 1.000 penduduk di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun maka perlu dilakukan penghitungan angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

Angka kelahiran = Jumlah bayi lahir dalam 1 tahun : Jumlah penduduk x 1000

Setelah melakukan penghitungan angka kelahiran, selanjutnya hasilnya dicocokkan dengan acuan penggolongan angka kelahiran berikut ini :
  • Apabila angka kelahiran menunjukkan angka kurang dari 20, maka angka kelahiran di wilayah tersebut tergolong rendah.
  • Apabila angka kelahiran menunjukkan angka antara 20 – 30, maka angka kelahiran di wilayah tersebut tergolong sedang.
  • Apabila angka kelahiran menunjukkan angka lebih dari 30, maka angka kelahiran di wilayah tersebut tergolong tinggi.

2. Kematian (Mortalitas)

Coba kamu pikirkan, apabila di suatu wilayah ada seseorang yang meninggal, bagaimanakah jumlah penduduk di wilayah tersebut? Pasti menurun bukan. Kematian adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan penurunan jumlah penduduk. Agar dapat mengetahui jumlah kematian setiap 1000 penduduk di suatu wilayah dalam waktu satu tahun maka perlu dilakukan penghitungan angka kematian. Angka kematian dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

Angka Kematian = Jumlah penduduk meninggal dalam 1 tahun : Jumlah penduduk x 1.000

Setelah melakukan penghitungan angka kematian, cocokkan hasilnya dengan acuan penggolongan angka kematian sebagai berikut.
  • Apabila angka kematian menunjukkan angka kurang dari 14, maka angka kematian di wilayah tersebut tergolong rendah.
  • Apabila angka kematian menunjukkan angka antara 14 – 18, maka angka kematian di wilayah tersebut tergolong sedang.
  • Apabila angka kematian menunjukkan angka lebih dari 18, maka angka kematian di wilayah tersebut tergolong tinggi.
3. Perpindahan Penduduk (Migrasi)

Pernahkah kamu memiliki tetangga baru? Apakah kamu tahu, dimanakah sebelumnya tetanggamu itu tinggal? Datangnya tetangga baru tersebut akan menyebabkan jumlah penduduk di wilayahmu bertambah. Proses perpindahan penduduk akan menyebabkan jumlah penduduk di suatu wilayah bertambah dan berkurang, hal inilah yang disebut migrasi. 

Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut.

Yang perlu diperhatikan seorang migran dalam menentukan keputusan untuk pindah ke daerah lain yaitu faktor persediaan sumber daya alam, faktor lingkungan sosial budaya, faktor potensi ekonomi. Dengan mengetahui faktor-faktor dimuka, setidaknya terhindar dari akibat negatif. 

Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anak-anak, dewasa, dan orang tua pada wilayah yang bersangkutan. 

Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk pyramida yang berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu piramida penduduk muda, piramida stasioner, dan piramida penduduk tua.

Silahkan baca juga : 3 Bentuk Piramida Penduduk

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap).Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap. 

Migrasi ada bermacam-macam bentuknya seperti:

Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. 
  1. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran 
  2. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigrant 
  3. Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya 
Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu Negara. 
  1. Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. 
  2. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.
  • Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan proyek.
  • Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang atas kemauan dan biaya sendiri.
  • Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam propinsi atau pulau yang sama.
  • Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah.
  • Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Selain jenis migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.
Demikian artikel dari saya tentang Dinamika Kependudukan semoga bermanfaat bagi kalian yang sedang mencari informasi tersebut atau sekedar baca-baca untuk menambah pengetahuan.



1 komentar: