Wilayah sebuah tempat di bumi bisa kita ketahui dengan mengandalkan letak astronomi nya. Begitu pun dengan letak astronomis Indonesia yang kerap dirujuk memakai peta dengan pemakaian letak astronomis.
Yang belajar Ilmu Geografi dan Astronomi pasti tak asing pada hal-hal semacam itu. Namun bagi yang awam, perlu dipahami dulu apa yang dimaksud sebagai letak astronomi.
Letak astronomi menggunakan patokan pada garis lintang dan bujur. Keduanya merupakan garis imajiner yang digambarkan pada peta untuk menentukan lokasi dan arah, yang dulu kerap diandalkan oleh para pelaut.
Dan garis-garis tersebut pada kenyataannya tak ada karena memang dibuat untuk memudahkan pemetaan lokasi dan arah di sebuah gambar peta atau globe. Semua lokasi yang ada di bumi ini pasti memiliki letak astronomi, yang menggunakan garis-garis imajiner tersebut.
Jadi, sebenarnya apa letak astronomi itu?
Letak astronomis adalah titik-titik koordinat yang saling terhubung antara garis-garis dan bujur-bujur di sebuah peta.
Nah, perbedaan antara garis lintang dan bujur adalah sebagai berikut:
Garis Lintang adalah Lintasan-lintasan paralel berbentuk garis di bola bumi pada khatulistiwa. Dipisahkan oleh garis khatulistiwa itu, terbagi antara Lintang Utara dan Lintang Selatan.
Yang berada di atas khatulistiwa adalah Lintang Utara, dan yang berada di bawahnya adalah Lintang Selatan. Ukurannya menggunakan derajat, yaitu 0 derajat untuk merujuk pada garis khatulistiwa, dan 90 derajat untuk yang paling ujung alias Kutub Utara dan Selatan.
Garis Bujur adalah Garis Meridian yang menghubungkan antara Kutub Utara dan Selatan. Umumnya berbentuk setengah lingkaran yang besar. Ukuran yang digunakan pun menggunakan derajat dengan selisih 15 derajat masing-masing garis bujur.
Letak Astronomis Indonesia
Dari penjelasan di atas, Indonesia berada pada 6 derajat Lintang Utara – 11 derajat Lintang Selatan, dan 95 derajat Bujur Timur dan 141 derajat Bujur Barat. Jadi, secara astronomis letak indonesia diapit oleh garis-garis lintang dan bujur yang tepat di tengahnya adalah garis ekuator alias khatulistiwa.
Letak astronomis Indonesia inilah yang jadi acuan untuk memetakan lokasi geografis dan sekaligus berpengaruh pada beberapa hal yang menyangkut berbagai faktor termasuk perekonomian.
Pengaruh Letak Astronomi Indonesia pada Pembagian Zona Waktu
Pengaruh letak garis lintang dan bujur Indonesia ini paling jelas terasa pada perbedaan waktu. Penyebabnya adalah garis-garis bujur yang cukup lebar sampai sekitar 46 derajat.
Akibatnya, seluruh wilayah Indonesia terbagi dalam tiga zona waktu yang kita kenal sekarang, yaitu Zona Waktu Bagian Barat, Bagian Tengah, dan Bagian Timur.
Pembagian tiga zona waktu itu sudah ditetapkan pada tahun 1964, namun di tahun 1988 diterapkan pembagian waktu yang baru seperti yang kita kenal sekarang ini. Letak astronomis itu berdampak pada perbedaan waktu yang cukup panjang dari zona yang paling timur dan barat. Selisih nya sekitar 184 menit atau 3 jam.
Rincian pembagian zona waktu di Indonesia sebagai berikut:
Ukurannya dipatok pada garis bujur 105 Bujur Timur. Jika dibandingkan dengan waktu Greenwich, maka selisihnya lebih awal sekitar 7 jam. Wilayah-wilayah yang tercakup oleh zona waktu ini antara lain Pulau Sumatra dan sekitarnya, Semua wilayah di Pulau Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Dihitung dari garis bujur 120 Bujur Timur. Selisihnya dengan waktu Greenwich adalah 8 jam lebih awal. Cakupan wilayah zona waktu ini meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTT, NTB, dan Pulau Sulawesi.
Hitungannya dari garis bujur 135 Bujur Timur, dan punya selisih waktu 9 jam lebih awal dari Greenwich. Cakupan wilayah di zona waktu ini terdiri dari Pulau Papua, Maluku, dan Maluku Utara.
Perbedaan zona waktu di atas sangat terasa ketika melakukan perjalanan dari letak astronomis indonesia paling barat ke zona waktu timur karena selisih waktunya 2 jam. Atau katakanlah dari letak astronomis indonesia sebelah utara yang di zona timur menuju ke barat. Sama halnya dengan selisih satu jam dari wilayah barat ke tengah, atau tengah ke timur.
Pengaruh Letak Astronomis Indonesia Terhadap Iklim
Garis-garis astronomis di Indonesia juga sangat berpengaruh pada faktor iklim. Karena letaknya itu, Indonesia hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan hujan. Pengaruh iklim ini pun sekaligus berdampak pada akar tradisi, budaya, dan bahkan pada pertumbuhan ekonomi hingga di zaman modern sekarang ini.
Pengaruh Letak Astronomis Indonesia Terhadap Ekonomi
Dari letak astronomis negara ini, sebetulnya sudah sejak zaman lampau memiliki keuntungan secara strategis. Karena diapit oleh dua samudra besar dan benua yang menjadi transit dari berbagai maskapai pelayaran dari berbagai negara.
Di zaman modern sebenarnya punya pengaruh yang serupa tapi pengelolaannya yang lebih kompleks. Indonesia memang menjadi salah satu titik perdagangan penting di masa lampau, tapi dalam konteks teknologi yang berdampak ke berbagai bidang, khususnya transportasi, proyeksi dan pemetaan perdagangan kurang lebih sama dengan negara-negara lainnya.
Yang jelas adalah pengaruh letak astronomis pada iklim, sehingga rata-rata kawasan Indonesia lebih cocok untuk pertanian dan perkebunan. Sementara pada faktor yang sama, pengaruh ekonomi sebetulnya lebih signifikan jika mengandalkan aspek maritim, yang tak cuma pada perikanan tetapi mencakup praktik distribusi yang lebih merata.
Pengaruh dalam faktor yang sama itu pun potensial untuk lokasi pertambangan dan perminyakan di sebagian wilayah Indonesia. Karena letak geologis indonesia pada pertemuan lempeng menunjukkan adanya beberapa sumber mineral yang potensial.
Bukan cuma di lautan tetapi di sejumlah titik daratan yang potensial. Namun sebagian besar kebijakan ekonomi kurang begitu diarahkan sehingga sampai sekarang tidak begitu signifikan dampak secara ekonomi kecuali faktor iklim dan budaya setempat.
Kerugian Letak Astronomi Indonesia dan Cara Mengatasinya
Kalau dipikir-pikir, dampak letak astronomis indonesia bagi kehidupan masyarakat cukup banyak dan dirasakan secara nyata. Tak perlu jauh-jauh memikirkan nya, lihat saja pada jarak antara satu wilayah ke tempat lain yang sangat panjang, apalagi terpisah oleh perairan. Sebagian wilayah di Indonesia masih memiliki kendala pada jalur transportasi yang aman dan nyaman.
Akibatnya adalah proses distribusi dan pemerataan ekonomi yang tidak optimal. Salah satu wacana yang muncul adalah mengembangkan proyek jembatan panjang yang menghubungkan daratan satu dan lainnya. Tetapi itu pun membutuhkan biaya besar dan harus menggunakan material yang kokoh. Selain itu, sosialisasi pada masyarakat sangat penting demi melancarkan proyek pembangunan besar itu.
Kerugian lainnya dirasakan sebagai akibat dari faktor iklim. Risiko hidup di wilayah tropis adalah pergantian musim atau pancaroba yang semakin kurang jelas belakangan tahun ini.
Banyak panen yang gagal dan anjloknya harga produksi komoditas pertanian. Untuk mengatasi itu, wajib dilakukan berbagai terobosan dalam teknologi pertanian dan penerapan kebijakan ekonomi yang bersahabat pada masyarakat.
Hubungan Letak Astronomis Indonesia dengan Biodiversitas
Ada keterkaitan yang sangat erat antara letak astronomis dengan biodiversitas. Biodiversitas adalah keberagaman flora dan fauna yang tersebar di suatu wilayah, dalam hal ini adalah wilayah Indonesia.
Karena letak astronomis itu berpengaruh pada iklim dan lokasi geografis, ada ciri-ciri unik yang kelihatan menonjol khususnya untuk flora dan fauna di wilayah Indonesia timur. Ada yang memiliki ciri Austronesia, yang ada kemiripan dengan hewan-hewan di Benua Australia dengan wilayah Indonesia timur.
Sama halnya untuk flora yang tersebar di bagian barat hingga timur. Semua bentuk keberagaman tersebut menunjukkan karakteristik yang kuat dari kekayaan flora dan fauna di seluruh wilayah Indonesia. Dan semuanya berakar pada letak astronomis yang berpengaruh pada keunikan flora dan fauna tersebut.
Cara Menghitung Letak Astronomis Indonesia
Mungkin banyak yang hafal koordinat lintang dan bujur wilayah Indonesia. Tapi bagaimana sih cara menghitungnya? Untuk menentukan perhitungan letak astronomis itu, kita membutuhkan globe atau peta.
Di peta itu sudah dituliskan koordinat derajat dari masing-masing garis lintang dan bujur. Di masing-masing garis itu sudah ada angka derajat yang kita ambil dari batas paling utara, selatan, timur, dan barat. Nantinya akan ditemukan angka-angka yang jadi patokan koordinat lintang dan bujur wilayah Indonesia.
Letak Geografis Indonesia
Letak geografis adalah patokan yang nyata dan berbeda dari penentuan letak astronomis. Karena dari letak geografis digunakan acuan berdasarkan kondisi nyata dari wilayah baik daratan atau perairan. Dari perspektif geografis, wilayah Indonesia sangatlah strategis dan unik. Mengapa? Negara ini diapit oleh Benua Asia dan Australia.
Untuk batas perairannya diapit oleh Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Artinya, inilah titik lintasan atau trafik perdagangan internasional.
Pengaruh Letak Geografis Indonesia
Jelas bahwa ada pengaruh yang sangat besar dari letak geografis Indonesia. Dengan dua samudra besar dan daratan luas, pengaruhnya meliputi aspek perekonomian. Tapi di satu sisi juga bisa menyulitkan untuk pengelolaan kebijakan pemerataan ekonomi.
Masih banyak sebagian wilayah di Indonesia yang membutuhkan pembangunan sumber daya yang setidaknya sejajar dengan kota-kota besar di Indonesia yang kita kenal sekarang ini. Hal itu menandakan bahwa ada dua faktor positif dan negatif dari pengaruh letak geografis itu.
Pengaruh positif letak geografis Indonesia adalah keberagaman wilayah, tradisi, budaya, dan sumber-sumber alamnya yang pastinya menandakan keunikan dan aset penting bagi negara. Faktor negatif sudah kita singgung sebelumnya yaitu akses yang masih kurang memadai untuk sebagian wilayah.
Pengaruh dari letak geografis ini terus dirumuskan dalam berbagai kebijakan yang diujikan oleh pemerintah. Sentralisasi kebijakan ekonomi sekarang sudah mulai dicairkan dengan adanya kebijakan otonomi daerah dengan tujuan membangun dan meningkatkan kualitas wilayah secara mandiri.
Cukup menarik karena dampak letak astronomis yang berpengaruh pada geografis ini menimbulkan pengalaman unik selama tinggal di wilayah Indonesia. Pertama adalah faktor pergantian musim. Hanya ada dua musim yang terjadi di Indonesia, yaitu kemarau dan hujan. Disebabkan oleh pergerakan angin muson setiap enam bulan sekali dalam satu tahun.
Berlangsung antara Oktober sampai April. Terjadi karena adanya tekanan udara yang sangat tinggi dari wilayah selatan. Angin inilah yang membawa musim hujan ke wilayah Indonesia.
Berlangsung antara April sampai Oktober. Ini adalah versi kebalikan dari yang di atas. Yaitu tekanan udara di wilayah utara yang lebih rendah dibandingkan wilayah selatan. Sehingga terjadilah musim kemarau.
Namun kadang-kadang acuan periode di atas tak berlaku sepenuhnya karena zaman sekarang dipengaruhi oleh pemanasan global. Tapi dalam kondisi normal, dua musim itu berlaku pada rentang waktu yang telah disebutkan tadi.
Pengaruh angin muson pun menyebabkan kelembaban udara. Seringkali dirasakan kondisi udara yang sangat lembab dan cuaca tak menentu. Tapi kelembaban udara yang tinggi ini pun berdampak bagus karena saat musim kemarau tidak terlalu panas, dan saat musim hujan tidak akan terlalu dingin.
Faktor lain yang memengaruhi anomali atau kondisi tak wajar dari pergantian dua musim itu juga karena semakin berkurangnya lahan hutan hijau. Proyek-proyek pembangunan seringkali menggusur lahan-lahan yang sebetulnya sangat vital untuk melindungi kualitas cuaca dan udara.
Dampak Letak Geologis Indonesia
Letak geologis dilihat berdasarkan kondisi geologi nya. Yaitu kualitas bebatuan atau daratan di sepanjang wilayah Indonesia. Seluruh kepulauan di Indonesia dibagi dalam tiga jenis kondisi geologis, yaitu Dangkalan Sunda, Dangkala Salvi, dan Dangkalan di antara Sunda dan Salvi.
Di wilayah Indonesia bagian barat adalah bagian kecil Benua Asia. Sementara di bagian tengah adalah peralihan yang disebut Wallace. Di bagian timur termasuk bagian dari Benua Australia. Kondisi geologis itu juga menunjukkan bahwa masih ada kawasan pegunungan yang aktif dan otomatis berpengaruh pada kesuburan tanah.
Dua rangkaian pegunungan muda dicatat melintasi kawasan kepulauan di Indonesia. Untuk bagian barat termasuk dalam Sirkum Mediterania, sedangkan bagian timur termasuk dalam Sirkum Pasifik. Jadi, letak geologis indonesia kaya akan sumber mineral dan lahan tanah yang subur sebagai akibat dari gugusan pegunungan berapi yang masih aktif itu.
Selain itu, kawasan laut di bagian barat cenderung dangkal sebagaimana di kawasan timur. Tapi di bagian tengah, kawasan laut nya dalam. Faktor gunung berapi sekaligus berpengaruh pada letak geologis kepulauan indonesia, yang dampaknya terasa pada lempengan yang labil, dan terjadinya beberapa kali gempa bumi baik yang tektonik dan vulkanik.
Terjadinya pergeseran lempeng atau letusan gunung berapi merupakan risiko yang sebenarnya sudah disadari sejak awal. Apalagi perkembangan teknologi yang kian maju untuk digunakan sebagai sarana memantau situasi dan mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Di saat bersamaan juga dimanfaatkan untuk pengolahan sumber daya alam yang lebih tepat sasaran.
Sampai hari ini, pemerintah tetap menggalakkan sosialisasi demi keamanan dan kenyamanan terkait faktor geologis tersebut. Karena masih terjadi beberapa kali gempa bumi, tsunami, hingga letusan gunung api yang kadang merenggut korban jiwa. Di sinilah pentingnya kampanye terkait kewaspadaan di wilayah tempat tinggal yang rawan dari kondisi geologi tersebut.
Faktor geologis di Indonesia menandakan sumber daya alam yang sangat signifikan dan sebenarnya bisa diolah untuk kelangsungan kehidupan perekonomian yang baik. Sudah menjadi tugas dari pemerintah dalam melakukan pengelolaan yang tepat dan sesuai hajat hidup orang banyak.
Kondisi geologis di wilayah Indonesia juga kerap menjadi sumber-sumber penelitian dari para ilmuwan dan kerjasama dari pemerintah dan perusahaan yang mengelola sumber daya alam bagi pembangunan dan perekonomian.
Itulah hal-hal terkait letak astronomis, geografis, dan geologis di Indonesia. Mulai dari letak astronomis yang secara signifikan berpengaruh pada geografis dan iklim, hingga berdampak pada biodiversitas yang unik di sejumlah wilayahnya.
Faktor astronomis itu pun ternyata punya kaitan erat pada letak geologis yang juga berpengaruh pada segala aspek kehidupan manusia yang tinggal di wilayah tersebut.