Selasa, 15 November 2016
Home »
» Fakta-fakta Catatan Tentang Perjalanan Sejarah Sang Saka Merah Putih
Fakta-fakta Catatan Tentang Perjalanan Sejarah Sang Saka Merah Putih
1. Bendera Merah Putih dikibarkan tahun 1292 oleh tentara Jayakatwang saat berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari Singosari (1222-1292). Sejarah tersebut disebut pada tulisan jika Jawa kuno yang memakai tahun 1216 Caka (1254 Masehi), menceritakan tentang perang antara Jayakatwang melawan R. Wijaya, dilansir via InfoBiografi.
2. Pada buku karangannya Mpu Prapanca, Negara Kertagama mencerirakan tentang digunakannya warna Merah Putih pada upacara hari kebesaran raja. Ketika pemerintahan Hayam Wuruk yang bertahta di kerajaan Majapahit tahun 1350-1389 M. Prapanca mengatakan, gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta raja-raja yang menghadiri hari kebesaran tersebut bermacam-macam antara lain kereta raja puteri Lasem dihiasi dengan gambar buah meja yang berwarna merah.
3. Pada kitab tembo alam Minangkabau, yang disalin tahun 1840 dari kitab yang lebih tua terdapat ambar bendera alam Minangkabau, berwarna Merah Putih Hitam. Bendera itu adalah pusaka dari peninggalan jaman kerajaan Melayu Minangkabau, abad ke 14. Disaat Maharaja Adityawarman memerintah (1340-1347). Warna Merah = warna hulubalang (yang menjalankan perintah) Warna Putih = warna agama (alim ulama) Warna Hitam = warna adat Minangkabau (penghulu adat) – Warna merah putih dikenal pula dengan sebutan warna Gula Kelapa.
4. Pada babat tanah Jawa, yang bernama babad Mentawis (Jilid II hal 123) disebutkan bahwa Ketika Sultan Agung berperang melawan negeri Pati. Tentaranya bernaung di bawah bendera Merah. Sultan Agung memerintah dari tahun 1613 hingga 1645.
5. Di kepulauan lain di Indonesia juga menggunakan bendera merah putih Seperti, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.
6. Pada saat terjadinya perang di Aceh, para pejuang Aceh sudah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah putih. Pada bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
7. Pada jaman kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih merupakan simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone tersebut dikenal sebagai nama Woromporang.
Bendera Merah Putih, untuk pertama kalinya berkibar pada abad ke-20, sebagai lambang kemerdekaan adalah benua Eropa.
8. Tahun 1922, Perhimpunan Indonesia juga mengibarkan bendera Merah Putih di negeri Belanda dan terdapat kepala banteng ditengah-tengahnya.
9. Tahun 1924, Perhimpunan Indonesia mengeluarkan buku peringatan 1908-1923. Hal itu untuk memperingati hidup perkumpulannya selama 15 tahun di Eropa. Kulit buku dari peringatan tersebut, bergambar bendera Merah Putih dengan kepala banteng.
10. Tahun 1927, lahirlah di kota Bandung Partai Nasional Indonesia (PNI) yang tujuannya adalah Indonesia Merdeka. PNI mengibarkan bendera Merah Putih dengan kepala banteng.
11. Tanggal 28 Oktober 1928, berkibarlah untuk pertama kalinya bendera merah putih sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Kongres Indonesia Muda di Jakarta. Semenjak itulah berkibar bendera Merah Putih di seluruh kepulauan Nusantara Indonesia.
12. Tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dikenal dengan sebuatn PPKI. Yang dibentuk tanggal 9 Agustus 1945, mengadakan sidang pertama dan hasilnya yaitu menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia dan kini dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
13. Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944.
0 komentar:
Posting Komentar