Pembelajaran Model SCREN

Belajar sambil bermain dengan mencari QR Code kemudian di scan yang memunculkan pertanyaan, lalu dijawab bersama tim. Tim tercepat menyelesaikan seluruh QR Code dan menjawab dengan benar akan menjadi pemenang.

Pembelajaran Model Word Square

Belajar dengan mencari kata-kata teracak pada kotak yang berhubungan dengan materi melalui pertanyaan yang telah disiapkan.

Penggunaan Media TTS dalam KBM

Teka teki silang diterapkan ke dalam pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Menjadikan pembelajaran lebih santai dan menyenangkan.

Bermain Ular Tangga dalam KBM

Ular tangga adalah permainan sederhana yang sering dimainkan anak-anak. Kali ini ular tangga dimainkan dalam KBM agar peserta didik lebih asyik menikmati materi sambil bermain.

Ulangan dengan Soal Bergeser

Ulangan sering kali membuat stres peserta didik. Tetapi dengan menggunakan metode ulangan soal bergeser semuanya menjadi menyenangkan dan bermakna.

Apa itu Plickers? Bagaimana cara menggunakannya?

Aplikasi Plickers dapat memungkinkan guru untuk melakukan penilaian formatif dengan menggunakan kartu kode, perangkat yang digunakan hanya smartphone guru atau tablet..

Selasa, 17 September 2019

Persebaran Flora di Indonesia

A. Persebaran Flora di Indonesia
Persebaran Flora di Indonesia – Mungkin diantara kita masih belum mendapatkan gambaran -seperti apa sih persebaran flora di Indonesia?-. Nah, seorang ahli biologi asal Belanda –Van Steenis– menuturkan bahwa di wilayah Indonesia tersebar berbagai jenis flora diantaranya terdapat ± 4.000 jenis pepohonan, 1.500 jenis pakis dan 5.000 jenis bunga anggrek, ia juga membagi macam-macam tumbuh-tumbuhan kedalam bentuk tumbuhan ber-bunga sebanyak ± 25.000 macam serta tumbuhan yang tidak berbunga sebanyak ± 1.750 macam. Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara yang kaya akan jenis flora.
Mengapa persebaran flora di Indonesia bisa beranekaragam?
Adanya keaneragaman berbagai macam flora di Indonesia bukan tanpa sebab. Dulu, pada zaman glasial, kepulauan Indonesia jika dilihat secara geologi merupakan pertemuan antara lempeng Asia dan lempeng Australia. Adapun kepulauan Indonesia yang bersatu dengan lempeng Asia antara lain Kalimantan, Sumatra dan Jawa kemudian daratan ini disebut sebagai Dangkalan Sunda. Kepulauan Indonesia yang bersatu dengan Australia antara lain Papua, daratan ini kita sebut sebagai Dangkalan Sahul. Adapun kepulauan Indonesia yang tidak termasuk lempeng Asia dan Australia adalah Sulawesi, Maluku serta kepulauan Nusa Tenggara. Keadaan ini membuat ciri khas flora di Indonesia menjadi beranekaragam, ada yang berciri khas Asia, bercirikhas Australia atau bercirikhas campuran keduanya.
Selain disebabkan karena faktor dari sejarah geologi, keanekaragaman flora bisa ditentukan juga oleh faktor lainya, misalnya adanya perbedaan iklim yang terdiri dari unsur-unsur suhu, angin, curah hujan dan kelembaban udara. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis karena berada di daerah khatulistiwa. Akan tetapi negara ini memiliki curah hujan yang berbeda di setiap daerahnya sehingga menyebabkan adanya keaneragaman jenis flora. Untuk lebih jelasnya, kita ambil contoh distribusi hujan di bulan Agustus 2013. Kita bisa melihat persebarannya pada gambar di bawah ini.
Gambar: Distribusi sifat hujan di Indonesia dimana setiap tempat memiliki curah hujan yang berbeda sehingga dapat mempengaruhi persebaran flora di Indonesia (Sumber: BMKG)
Gambar: Distribusi sifat hujan di Indonesia dimana setiap tempat memiliki curah hujan yang berbeda sehingga dapat mempengaruhi persebaran flora di Indonesia (Sumber: BMKG)
Pada gambar di atas menunjukan curah hujan yang berbeda-beda di wilayah Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap tumbuhan punya karakter yang berbeda-beda terhadap iklim, ada yang hanya bisa tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan tinggi, ada pula yang justru bisa tumbuh di daerah yang kering, ada tumbuhan yang membutuhkan sinar matahari yang sedikit namun adapula yang membutuhkan sinar matahari dalam jumlah banyak, dan sebagainya. Hal inilah yang menyebabkan, iklim termasuk faktor yang dapat mempengaruhi keaneragaman flora di Indonesia.

Adakah faktor lain selain iklim yang dapat mempengaruhi keaneragaman hayati (flora) di Indonesia?

Ada, misalnya keadaan tanah, air dan tinggi rendahnya permukaan bumi. Tanah merupakan media tumbuh bagi tumbuhan. Tanah memiliki tingkat kesuburan yang berbeda-beda sehingga tanaman yang akan tumbuh juga akan berbeda-beda. Lain halnya dengan air, semua tumbuhan pasti membutuhkan air. Akan tetapi kita harus ingat bahwa setiap tanaman memiliki tingkat kebutuhan air yang berbeda-beda sehingga sebuah tempat yang kaya air pasti terdapat tumbuhan yang berbeda dengan tempat yang sedikit mengandung air. Nah, sedangkan tinggi rendahnya permukaan bumi sangat erat hubungannya dengan suhu dimana ada juga tanaman yang hanya cocok tumbuh di daerah dingin seperti pegunungan, misalnya teh dan kentang.
Secara umum persebaran flora di Indonesia terdiri atas tiga kawasan utama, yaitu subregion Indonesia-Malaysia di bagian barat, Kepulauan Wallacea (Sulawesi, Nusa Tenggara, Timor, dan Maluku) di bagian tengah, dan subregion Australia di bagian timur. Agar lebih spesifik, kita bisa membaginya menjadi 4 wilayah yakni daerah Sumatra-Kalimantan, daerah Jawa-Bali, Daerah Wallacea dan Daerah Papua.
a. Flora Sumatra-Kalimantan
Secara umum wilayah sumatra dan kalimantan memiliki iklim hujan tropis dimana memiliki curah hujan dan kelembaban udara yang tinggi. Flora yang hidup didaerah ini antara lain kayu meranti (Dipterocarpus), damar, berbagai jenis anggrek, jenis lumut, cendawan (jamur), hutan bakau dan paku-pakuan.
b. Flora Jawa-Bali
Kondisi iklim di daerah jawa-bali sangatlah bervariasi. Semakin ke timur, curah hujan di daerah ini akan semakin berkurang. Wilayah Jawa Barat didominasi oleh tipe iklim hutan hujan tropis (Af) dan iklim muson tropis (Am). Sedangkan di wilayah timur, akan dijumpai iklim sabana tropis (Aw), terutama di daerah Bali. Adapun flora yang hidup di daerah ini antara lain pohon jati, pinus dan cemara.
c. Flora Kepulauan Wallacea
Kepulauan wallacea meliputi Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara dan Pulau Timor. Daerah ini memiliki kelembaban udara yang rendah, kecuali kepulauan Maluku. Adapun flora yang hidup di daerah ini antara lain vegetasi sabana dan stepa tropis di wilayah Nusa Tenggara, vegetasi hutan pegunungan di sekitar Sulawesi dan vegetasi hutan campuran di wilayah Maluku dengan jenis rempah-rempah, seperti pala, cengkeh, kayu manis, kenari, kayu eboni, kayu cendana dan lontar.
d. Flora Papua
Sebagian besar kondisi iklim di wilayah Papua didominasi oleh tipe iklim hujan tropis (Af) sehingga jenis vegetasi yang menutupi kawasan ini adalah hutan hujan tropis. Jenis floranya sangat khas antara lain pohon rasamala dan eucalyptus.
Gambar: Pohon  Eucalyptus yang tumbuh di daerah Papua (Sumber: Getty image, inikabarku.com)
Gambar: Pohon Eucalyptus yang tumbuh di daerah Papua (Sumber: Getty image, inikabarku.com)
B. Jenis-jenis Hutan di Indonesia dan Pemanfaatannya
Di Indonesia terdapat berbagai macam hutan yakni hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau dan hutan sabana (stepa).
a. Hutan hujan tropis memiliki jenis pohon dengan daun yang lebat. Seringkali cahaya matahari sulit menembus hingga ke tanah karena terhalang oleh lebatnya dedaunan. Hal ini menyebabkan tingginya kelembapan pada tanah dan udara. Hutan ini terdapat di daerah yang sering mendapatkan hujan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sumatra, Jawa barat dan Jawa tengah.
b. Hutan musim atau hutan homogen merupakan hutan yang sangat tergantung pada keadaan musim. Bila pada musim hujan, hutan ini akan terlihat hijau akan daun dedaunan namun bila tiba musim kemarau tiba, hutan ini akan kering dan dedaunan akan gugur. Hutan ini biasanya hanya terdiri dari satu macam tumbuhan saja, misalnya hutan jati di wonogiri, Madura.
c. Hutan bakau merupakan hutan yang ditumbuhi oleh jenis tanaman bakau. Hutan ini berada di pinggir sungai atau laut yang banyak terdapat lumpur. Terdapat banyak di Kalimantan, Bali, Papua.
d. Hutan sabana (stepa) merupakan padang rumput yang ditumbuhi beberapa pohon. Hutan sabana terdapat di daerah yang jarang hujan seperti daerah Nusa Tenggara.
C. Usaha-usaha Pelestarian Flora
Manusia merupakan aktor terbesar dalam kerusakan flora. Seringkali demi mempertahankan hidup, manusia melakukan ekspolarasi alam secara berlebihan sehingga menyebabkan keaneragaman flora semakin sedikit bahkan dapat mengalami kepunahan. Beberapa hal yang menyebabkan kerusakan flora antara lain pencemaran lingkungan, eksploitasi hutan secara berlebihan, penggunaan pestisida dan penggunaan pupuk buatan. Kerusakan flora dapat menyebabkan adanya ketidakseimbangan ekosistem alam, kelangkaan sumber daya, menurunnya kualitas kesehatan, tragedi lingkungan, putusnya daur kehidupan dan hilangnya kesuburan tanah. Nah, sekarang kita jadi tahu bahwa betapa besar dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan flora ini bukan? untuk itu perlu upaya pelestarian flora agar hal di atas dapat dicegah.
Di Indonesia usaha pelestarian flora telah dilakukan oleh pemerintah yakni dengan membuat taman nasional (TN). Berikut kawasan perlindungan yang sudah dibangun menurut Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementrian Kehutanan (ditjenphka.dephut.go.id).
a. Sumatra, nama kawasan perlindungannya antara lain TN Gunung Leuser, Dolok Sembelin, Singkil Barat, TN Siberut, Kerumutan, Kembang Lubok Niur, TN Kerinci Seblat, Tanjung Datuk dan Pulau Bakung, Seberida, TN Berbak, Tanjung Jabung, Banyuasin Musi/Sembilang, TN Way Kambas dan TN Bukit Barisan Selatan.
b. Jawa-Bali, nama kawasan perlindungannya antara lain TN Ujungkulon, TN Gunung Halimun, TN Gunung Gede-Pangrango, Taman Laut Kepulauan Seribu, Taman Laut Karimunjawa, Segara Anakan, Nusakambangan, TN Bromo-Tengger-Semeru, TN Meru Betiri, TN Alas Purwo, TN Baluran dan TN Bali Barat.
c. Kalimantan, nama kawasan perlindungannya antara lain TN Tanjung Puting, TN Gunung Palung, TN Bukit Baka/Bukit Raya, Danau Sentarum, Gunung Bentuang Karimun, Kayan Mentarang, Muara Sebuku, Ulu Sembakung dan Sangkulirang.
d. Sulawesi, nama kawasan perlindungannya antara lain TN Lore Lindu, TN Rawa Aopa Watumahai, TN Bagani Nani Watabone, Danau Matano Mahalona, Marisa, Kepulauan Togian, Tangkoko Batuargus, Taman Laut Bunaken, Cagar Alam Morowali dan Taman Laut Taka Bonerata.
e. Nusa Tenggara, nama kawasan perlindungannya antara lain TN Gunung Rinjani, TN Pulau Komodo, Gunung Olet Sangenges, Kompleks Tambora, Ruteng, Gunung Wanggameti, Gunung Mutis/Timau dan TN Danau Kelimutu.
f. Maluku dan Papua, nama kawasan perlindungannya antara lain TN Manuasela, Gunung Kelapat Mada, Gunung Sibela Lolobata, Gunung Sikela, Wae Bula, TN Wasur, Teluk Bintuni, Teluk Cenderawasih, Cagar Alam Gunung Lorentz, Pulau Kabroor, Pulau Dolok, Mamberamo, Jayawijaya, Cyclops, Arfak, Rouffaer, Jamursba-Mandi Sausapor dan Tamrau.

Selasa, 03 September 2019

Kualitas Penduduk

Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang berbudaya, berkepribadian dan layak. atau Kualitas penduduk adalah tingkat/taraf kehidupan penduduk yang berkaitan dengan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan.

Faktor yang Memengaruhi Kualitas Penduduk

Kualitas penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh:

a. Tingkat pendidikan penduduk

Pendidikan merupakan modal dasar dalam mengembangkan  kemampuan intelektual seseorang. Melalui pendidikan seseorang akan mampu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk kemampuan menyelesaikan berbagai permasalahan dengan mengembangkan kreativitasnya.

b. Tingkat kesehatan penduduk

Kesehatan merupakan harta tak ternilai dan merupakan modal berharga bagi seseorang untuk memulai aktivitasnya. Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat kesehatannya.Ada pepatah mengatakan “men sana in corpore sano” yang terjemahan bebasnya mengandung makna bahwa dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. 
c. Tingkat kesejahteraan penduduk
Pencapaian kesejahteraan merupakan arah cita-cita setiap manusia yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Masyarakat yang sejahtera merupakan citacita pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Permasalahan Kualitas Penduduk dan Dampaknya terhadap Pembangunan

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas  penduduk dan dampaknya terhadap pembangunan adalah sebagai berikut:
a. Masalah tingkat pendidikan
Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:
1) Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2) Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
3) Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.

Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
  1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus  mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
  2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat.
Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat  jalannya pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah mengambil beberapa kebijakan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan masyarakat. Usaha-usaha tersebut di antaranya: 
  1. Pencanangan wajib belajar 12 tahun.
  2. Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
  3. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain).
  4. Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
  5. Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
  6. Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan tidak mampu.
b. Masalah kesehatan

Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar  kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan.

Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:
1) Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
2) Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
3) Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
4) Gizi yang rendah.
5) Penyakit menular.
6) Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).
Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia. Selain itu, jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak optimal.
Untuk menanggulangi masalah kesehatan ini, pemerintah mengambil beberapa tindakan untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan. Upaya-upaya tersebut di antarnya:
  1. Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
  2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
  3. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
  4. Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.
  5. Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
  6. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.
c. Masalah tingkat penghasilan/pendapatan

Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur  dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional secara keseluruhan dibagi jumlah penduduk



Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan  per kapita rendah, hal ini disebabkan oleh:
1) Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, danlain-lain.
2) Jumlah penduduk banyak.
3) Besarnya angka ketergantungan.
Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan
menjadi 3, yaitu:
1) Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
2) Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 – 1.00.
3) Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.
Adapun dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk
terhadap pembangunan adalah:
  1. Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang berkembang baik.
  2. Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat (kesejahteraan masyarakat), sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan pemerintah melakukan upaya dalam bentuk:
1) Menekan laju pertumbuhan penduduk.
2) Merangsang kemauan berwiraswasta.
3) Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
4) Memperluas kesempatan kerja.
5) Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.

Rangkuman

􀂙 Kualitas penduduk adalah tingkat/taraf kehidupan penduduk yang berkaitan dengan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan.
Kualitas penduduk ditentukan oleh  faktor-faktor tingkat pendidikan, tingkat kesehatan ,dan tingkat kesejahteraan. 􀂙 Permasalahan kuantitas dan kualitas penduduk berdampak pada terhambatnya proses pembangunan. 􀂙 Untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk, pemerintah menyelenggarakan program KB dan transmigrasi. 􀂙 Untuk mengatasi permasalahan kualitas penduduk, pemerintah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan
pelayanan kesehatan