Pembelajaran Model SCREN

Belajar sambil bermain dengan mencari QR Code kemudian di scan yang memunculkan pertanyaan, lalu dijawab bersama tim. Tim tercepat menyelesaikan seluruh QR Code dan menjawab dengan benar akan menjadi pemenang.

Pembelajaran Model Word Square

Belajar dengan mencari kata-kata teracak pada kotak yang berhubungan dengan materi melalui pertanyaan yang telah disiapkan.

Penggunaan Media TTS dalam KBM

Teka teki silang diterapkan ke dalam pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Menjadikan pembelajaran lebih santai dan menyenangkan.

Bermain Ular Tangga dalam KBM

Ular tangga adalah permainan sederhana yang sering dimainkan anak-anak. Kali ini ular tangga dimainkan dalam KBM agar peserta didik lebih asyik menikmati materi sambil bermain.

Ulangan dengan Soal Bergeser

Ulangan sering kali membuat stres peserta didik. Tetapi dengan menggunakan metode ulangan soal bergeser semuanya menjadi menyenangkan dan bermakna.

Apa itu Plickers? Bagaimana cara menggunakannya?

Aplikasi Plickers dapat memungkinkan guru untuk melakukan penilaian formatif dengan menggunakan kartu kode, perangkat yang digunakan hanya smartphone guru atau tablet..

Kamis, 21 September 2017

Kawasan Asia Tenggara (ASEAN)

Asia Tenggara adalah sebuah kawasan di benua Asia bagian tenggara. Kawasan ini mencakup Indochina dan Semenanjung Malaya serta kepulauan di sekitarnya. Asia Tenggara berbatasan dengan Republik Rakyat Tiongkok di sebelah utara, Samudra Pasifik di timur, Samudra Hindia di selatan, dan Samudra Hindia, Teluk Benggala, dan anak benua India di barat.

Hasil gambar untuk asia tenggara
Asia Tenggara biasa dipilah dalam dua kelompok: Asia Tenggara Daratan (ATD) dan Asia Tenggara Maritim (ATM).
Malaysia, meskipun ada bagian yang tersambung ke benua Asia, biasa dimasukkan ke dalam ATM karena alasan budaya. Semua negara Asia Tenggara terhimpun ke dalam organisasi ASEAN. Timor Leste yang sebelumnya merupakan bagian dari Indonesia telah mengajukan diri menjadi anggota ASEAN walaupun oleh beberapa pihak, atas alasan politis, negara ini dimasukkan ke kawasan Pasifik.[1]
Secara geografis (dan juga secara historis) sebenarnya Taiwan dan pulau Hainan juga termasuk Asia Tenggara, sehingga diikutkan pula. Namun, karena alasan politik Taiwan, dan pulau Hainan lebih sering dimasukkan ke kawasan Asia TimurKepulauan Cocos dan Pulau Christmas, yang terletak di selatan Jawa, oleh beberapa pihak dimasukkan sebagai Asia Tenggara meskipun secara politik berada di bawah administrasi Australia. Sebaliknya, Pulau Papua dimasukkan sebagai Asia Tenggara secara politik meskipun secara geologi sudah tidak termasuk benua Asia.

Selasa, 19 September 2017

Fauna di Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Timur

Fauna dapat didefinisikan sebagai dunia hewan, Untuk di Indonesia sendiri memiliki keragaman fauna yang terbilang sangat tinggi. Untuk keragaman tersebut dikeranakan fauna yang ada di Indonesia dipengaruhi oleh persebaran fauna dari Asia dan Australia.
Yang oleh karenanya untuk jenis fauna yang ada di Indonesia digolongkan menjadi tiga yakni fauna Indonesia bagian Barat (Asiatis), fauna Indonesia bagian Tengah (Peralihan) dan fauna Indonesia bagian Timur (Australis). Untuk penggolongan fauna di Indonesia secara geologis dibedakan menjadi tiga, yakni sebagai berikut.

Fauna Indonesia Bagian Barat (Asiatis)

Untuk fauna Indoensia bagian barat ini meliputi hewan-hewan yang mirip dengan hewan-hewan di Asia misalnya seperti: Harimau, orangutan, badak, kerbau dan beruang. Yang hewan-hewan ini hidup di bagian barat Indonesia yaitu: Sumatera, Jawa, Kaliamntan, Bali dan Perairan di sekitarnya.

Ciri-Ciri Fauna Tipe Asiatis

  • Mamalia ukuran besar (hariamau, gajah, tapir).
  • Berbagai jenis kera.
  • Berbagai jenis ikan air tawar.
  • Sedikit burung berwarna (burung enggang) namun banyak yang bersuara merdu dengan ukuran kecil sampai sedang (burung parkit).
  • Berbagai jenis reptil.
  • Fauna endemik (badak bercula satu, burung merak, jalak bali, orang utan).
  • Tidak ada binatang berkantung.

Fauna Indonesia Bagian Tengah (Peralihan)

Pada fauna yang terdapat di daerah ini memiliki ciri khusus yang berbeda dengan fauna dengan Asia dan Australia karena merupakan peralihan dari fauna Asiatis dan fauna Australis. Jenis fauna atau hewan pada daerah ini ada yang bersifat endemis (hanya dijumpai di daerah itu saja), ada juga yang berasal dari daerah lain. Adapun contoh fauna peralihan antara lain seperti: komodo (hewan endemik), burung maleo, kuskus, babirusa dan anoa. Dan untuk perbedaan karakteristik fauna antara fauna Asiatis (Indonesia Bagian Barat) dengan fauna peralihan (Indonesia Bagian Tengah) dibatasi dengan garis khayal yakni garis Wallacea.

Fauna Indonesia Bagian Timur (Australis)

Untuk fauna Indonesia bagian timur ini meliputi hewan-hewan yang mirip dengan hewan-hewan di Australia, seperti burung kasuari, cendrawasih dan kangguru. Untuk hewan-hewan tersebut ini hdiup di bagian timur Indonesia yakni di Papua, sekitar kepulauan Aru dan pulau Halmahera.

Ciri-Ciri Fauna Tipe Australis

  • Terdapat binatang berkantung (kanguru).
  • Mamalia berukuran kecil (wallaby, possum).
  • Ikan air tawar dalam jumlah yang sedikit
  • Banyak jenis burung yang berbulu indah atau memiliki beragam warna (cendrawasih).
  • Kadal salamander.
  • Fauna endemik (cendrawasih, kasuari).
Perbedaan karakteristik fauna antara fauna peralihan ( Indonesia Bagian Tengah) dengan fauna Australis (Indonesia Bagian Timur) dibatasi dengan garis khayal yakni garis Webber.


Flora di Indonesia bagian Barat, Timur dan Tengah

Menurut sejarah dahulu kala dunia ini hanya terdapat satu benua yaitu pengea. Kemudian karena adanya proses tektonik dari dalam perut bumi yang menyebabkan pergerakan lempeng bumi di bagian lapisan atmosfer dan kemudian berdampak pada pergesera daratan yang ada di atasnya. Benua yang tadinya satu kemudian bergeser dan menjadi bentuk benua seperti keadaan yang bisa dilihat saat ini. daerah Indonesia bagian barat dulunya menyatu dengan daratan asia dan wilayah Indonesia bagian timur berada satu dengan benua Australia. Oleh karena itu flora dan fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian barat hampir sama dengan yang ada di benua asia dan flora fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian timur hampir sama dengan yang ada di benua Australia.


Hasil gambar untuk indonesia pada zaman glasial
Daratan Indonesia pada zaman Pleistozen
Persebaran flora (dunia tumbuhan) di Indonesia juga terbagi menjadi tiga wilayah yaitu bagian barat, timur dan tengah atau peralihan. Setiap wilayah memiliki karakterisktik masing-masing yang khas dan berbeda satu sama lainnya. Keadaan flora dan fauna yang di lindungi di Indonesia saat ini jumlahnya sudah semakin menyusut karena adanya eksploitasi hutan yang dilakukan oleh manusia. Menurut ahli biologi dari belanda Van Steenis di Indonesia setidaknya terdapat kurang lebih 4000 jenis pohon, 1500 jenis tumbuhan pakis-pakisan dan terdapat 5000 jenis bunga anggrek. Bukan itu saja bahkan van steenis mengelompokan terdapat kurang lebih 25.000 jenis tanaman yang memiliki bunga dan kurang lebih 1,700 tumbuhan yang tidak memiliki bunga.
Flora di Indonesia mencapai 10% dari yang ada di dunia, lumut dan ganggang yang ada di Indonesia mencapai 35.000 jenis. 40% dari flora di Indonesia merupakan flora endemik yang hanya bisa ditemukan di Indonesia saja dengan total jenisnya sebanyak 202 dan 59 diantaranya berada di pulau Kalimantan. Vegetasi anggrek merupakan vegetasi yang terbesar di dalam flora ini. Dengan fakta ini menjadikan Indonesia merupakan negara yang memiliki jenis Flora di Indonesia bagian Barat, Timur dan Tengah :
1. Flora di wilayah bagian Barat (Paparan Sunda)
Jika di Kalimantan terdapat 59 jenis flora endemik maka di paparan sahul ini terdapat 10 jenis tumbuhan endemik yang hanya bisa tumbuh di daerah paparan sahul saja. wilayah paparan sahul meliputi pulau Kalimantan, sumatera dan jawa yang memiliki hutan hujan tropis terbesar dan terluas di dunia. flora di paparan sunda terbagi menjadi tiga macam yaitu flora endemik seperti bunga bangkai atau raflesia arnoldi yang hanya terdapat di wilayah Bengkulu, jambi, dan sumatera selatan serta bunga anggrek tien Suharto yang hanya ada di wilayah sumatera utara. Selanjutnya flora khas paparan sunda adalah pada bagian pantai timur di dominasi hutan mangrove dan rawa gambut. Kemudian flora di bagian pantai barat didominasi oleh meranti-merantian, rawa gambut, kemuning, rotan dan hutan rawa air tawar.
2. Flora di wilayah bagian Timur (Paparan Sahul)
Flora atau tumbuhan sahul yang ada di wilayah Indonesia bagian timur atau bisa juga disebut dengan flora australis. Mengapa disebut dengan flora australis? Hal ini dikarenakan seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bahwa wilayah Indonesia bagian timur dahulu menyatu dengan benua australia sehingga jenis floranya juga hampir sama. Wilayah flora sahul meliputi daerah pulau papua dan beberapa pulau-pulau kecil disekitarnya.
Hutan sahul memiliki ciri-ciri seperti sama dengan hutan Australia wilayah utara dengan beribu-ribu jenis tumbuhan dengan daunnya yang lebat dan hijau, ketinggian pohon di wilayah ini bisa mencapai 50 meter tingginya.Karena lebatnya daun pohon di hutan sahul membuat sinar matahari tidak menembus tanah sehingga kelembapan dan memiliki ciri ciri air tanah yang baik dan membuat tanah subur dengan organisme yang ada di dalamnya. Karena hal ini pula terdapat banyak tumbuhan merambat atau epifit.
Pohon-pohon yang menghasilkan kualitas kayu yang sangat berkualitas tumbuh di hutan ini seperti :
  • Pohon besi, cemara, merbau, jati dan eben hitam.
  • Di daerah pesisir pantai terdapat hutan mangrove yang sangat lebat dan sangat bagus untuk keamanan pantai. Sedangkan di daerah rawa terdapat pohon sagu yang merupakan makanan pokok daerah papua.
  • Tumbuhan endemik di daerah tersebut diantaranya adalah pohon Rhododendron. Secara garis umum jenis flora yang ada di parapan sahul meliputi pohon sagu, hutan hujan tropic dan jenis pemetia pinnata.
3. Flora daerah tengah atau peralihan
Seperti dengan namanya flora ini terletak di wilayah tengah atau peralihan dari wilayah timur dan barat. Wilayah yang termasuk di dalamnya adalah wilayah pulau Sulawesi, Maluku dan nusa tenggara. Di pulau Sulawesi setidaknya terdapat 4.222 jenis flora yang memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan yang ada di Flipina, Maluku, nusa tenggara, dan jawa. Flora di bagian peralihan ini jika terdapat di pantai akan mirip dengan yang ada di papua namun untuk flora yang berada di gurun sangat mirip dengan yang ada di Kalimantan.
Jenis flora endemik di wilayah ini adalah kayu ebonu atau yang biasa dikenal dengan kayu besi di pulau Sulawesi. Saat ini kayu eboni atau kayu besi masuk dalam jajaran flora yang dilindungi karena sudah terancam punah keberadaannya. Kualitas kayu yang kuat dan awet membuatnya memiliki harga mahal.

Perbedaan Flora Wilayah Paparan Sunda, Peralihan, Paparan Sunda

Berikut perbedaan flora yang tumbuh di daerah Paparan sunda, peralihan dan paparan sahul yang memiliki berbagai macam perbedaan yang tidak di miliki di masing-masing wilayah tersebut.
Berikut adalah penjelasannya :


Ciri-ciri Flora di Indonesia bagian barat (paparan sunda) :

  • Banyak terdapat jenis meranti-merantian
  • Memiliki berbagai jenis nangka
  • Memiliki jenis tumbuhan sagu yang sedikit
  • Tidak memiliki gutan kayu putih
  • Terdapat berbagai jenis rotan
  • Memiliki jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) yang sedikit.

Ciri-ciri Flora di Indonesia bagian tengah (peralihan) :
  • Banyak terdapat jenis tumbuhan palem
  • Banyak terdapat tumbuhan paku(paku dan anggrek)


Ciri-ciri Flora di Indonesia bagian timur (paparan sahul) :

  • Memiliki jenis meranti-merantian sedikit
  • Tidak terdapat jenis nangka
  • Memilki banyak tumbuhan sagu
  • Terdapat hutan kayu putih
  • Tidak memiliki rotan
  • Memiliki berbagai jenis tumbuhan matoa (khususnya berada di Papua).

Keanekaragaman Hayati di Indonesia Flora dan Fauna

Bumi adalah tempat yang memiliki banyak ekosistem. Ekosistem- ekosistem ini memiliki keunikan serta ciri khas masing- masing. Ada ekosistem sungai, ekosistem hutan, ekosistem gurun, ekosistem rawa, atau ekosistem laut. Perbedaan ekosistem ini, terjadi akibat bentuk relief permukaan bumi yang berbeda. Perbedaan bentuk muka bumi, akibat adanya tenaga pembentuk muka bumi. Tenaga ini, menyebabkan kerak bumi menjadi tidak rata. Akibatnya ekosistem di setiap daerah menjadi berbeda- beda. Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah gunung api serta hutan hujan terbanyak di dunia. Selain itu, Indonesia adalah negara kepulauan dengan banyak laut. Hal ini menyebabkan ekosistem di Indonesia bermacam- macam. Lokasi dari Indonesia sendiri juga menyebabkan jenis flora dan fauna yang ada di Indonesia bermacam- macam. Indonesia adalah negara yang di apit oleh 2 benua dan dua samudra. 2 benua itu adalah benua Asia dan benua Australia. Sedangkan 2 samudra yang mengapit Indonesia adalah samudra Hindia dan samudra Pasifik. Lokasi yang strategis, menyebabkan sumber daya alam di Indonesia bermacam- macam. Indonesia adalah salah satu negara yang beriklim tropis. Selain itu Indonesia juga adalah salah satu negara yang dilalui garis khatulistiwa. Hal ini juga adalah satu faktor banyaknya jenis flora dan fauna di Indonesia. Jenis flora dan fauna di Indonesia tersebar dan memiliki berbagai macam keunikan yang berbeda- beda di setiap daerah. Keanekaragaman hayati di Indonesia, dibagi menjadi dua, yaitu keanekaragaman hayati flora dan keanekaragaman hayati fauna. Sebagai daerah yang berpulau- pulau dan luas, persebaran fauna dan flora di Indonesia juga terbagi berdasarkan wilayah yang ada di Indonesia.


Keanekaragaman Flora di Indonesia

Indonesia adalah negara yang beriklim tropis, serta negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki tingkat curah hujan yang cukup tinggi. Selain itu, Indonesia adalah salah satu negara dengan gugusan gunung api yang panjang. Akibat adanya vulkanisme, tanah di Indonesia rata- rata memiliki tanah yang subur.
Sebagai negara dengan curah hujan yang tinggi dan tanah yang subur, membuat keanekaragaman flora di Indonesia sangat banyak. Selain itu, persebaran hutan di Indonesia juga tersebar dengan karakteristik masing- masing di tiap daerah. Persebaran hutan di Indonesia, dibagi berdasarkan jenis tanaman yang mendiami hutan tersebut. Persebaran hutan di Indonesia dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis adalah jenis hutan yang paling banyak berada di Indonesia. Jenis hutan ini banyak ditemukan di kalimantan, sumatra dan papua. Karakteristik dari jenis hutan ini adalah tingkat curah hujan yang sangat tinggi. Sehingga hutan ini cenderung lembab. Selain itu, pohon- pohon yang mendiami hutan ini cenderung besar dan tinggi. Jenis tanaman pada hutan ini heterogen atau banyak macamnya. Contoh tanaman yang mendiami hutan ini adalah pohon kemenyan, pohon rotan, pohon kamper, pohon damar, pohon eboni, dan pohon meranti.

2. Hutan Musim
Hutan musim adalah hutan yang bermusim. Maksud dari musim ini adalah, hutan ini akan menggugurkan daunnya saat musim kemarau dan kembali menjadi hutan lebat saat musim hujan. Jenis hutan ini banyak ditemukan di pulau jawa. Tingkat curah hujan di hutan ini tidak terlalu tinggi, sehingga hutan tidak begitu lembab. Jenis pohon yang berada di hutan ini cenderung kecil dan tidak terlalu lebabt. Hutan musim biasanya hanya di isi oleh satu jenis pohon saja. Tanaman yang biasanya berada di hutan ini adalah pohon jati dan pohon cemara.

3. Sabana
Sabana adalah padang rumput yang diisi oleh rerumputan serta pohon- pohon berjenis pendek. Di Indonesia sabana berada di wilayah Gayo Aceh dan Madura. Ciri khas dari sabana adalah bersuhu hangat. Hal ini diakibatkan tingkat curah hujan yang tidak tinggi, tapi juga tidak rendah. Sabana memiliki perbenaan sangat signifikan di musim hujan dan musim kemarau. Saat musim kemarau curah hujan di sabana sangat rendah, tapi tidah cukup rendah hingga dapat menjadi gurun. Dan saat musim hujan, curah hujan di sabana sangat tinggi tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi hutan hujan tropis.

4. Stepa
Stepa adalah padang rumput yang sangat kering. Di Indonesia, stepa dapat di temukan di daerah dengan masa kemarau paling panjang, seperti Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, iklim di stepa sangat kering akibat curah hujan yang tidak tinggi. Hanya saja, sedikitnya curah hujan ini, tidak membuat stepa menjadi gurun. Biasanya stepa tidak memiliki pohon. Stepa hanya diisi oleh rumput- rumput berjenis pendek.
Selain 4 persebaran hutan, Indonesia sendiri memiliki tanaman endemik yang hanya ada di Indonesia. Tanaman tersebut adalah jenis- jenis rafflesia, bedali, kepuh, bungur, nangka celeng, mundu, sawo kecik dan kluwak. Akan tetapi jenis tanaman bedali, kepuh, dan sawo kecik adalah jenis tanaman yang hampir punah.

Keanekaragaman Fauna di Indonesia

Sebagai daerah dengan jumlah persebaran hutan yang banyak, Indonesia juga memiliki kekayaan fauna yang jumlahnya tidak sedikit. Persebaran fauna di Indonesia di bagi berdasarkan garis wallace dan garis webber. Kedua garis ini membagi Indonesia menjadi 3 bagian. Bagian oriental, bagian peralihan, dan bagian australia. Pembagian ini dilihat berdasarkan kesamaan jenis karakteristik hewan yang ada di daerah tersebut dengan daerah yang lain. Garis wallace memisahkan antara Indonesia bagian oriental dan australia. Sedangkan garis webber adalah garis yang berada di antara oriental dan australia.

1. Wilayah Oriental (Asiatis)
Wilayah oriental meliputi daerah Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Hewan yang berada di wilayah ini, memiliki kesamaan karakteristik dengan hewan yang berada di daerah asia. Hewan pada daerah ini, biasanya mendiami daerah hutan hujan tropis. Jenis hewan yang mendiami daerah oriental biasanya berbadan besar atau berjenis primata.
Sedangkan burung yang mendiami daerah ini biasnya memiliki kicauan yang bagus tetapi memiliki bulu yang kurang berwarna. Jenis hewan pada bagian oriental ini adalah gajah, harimau, dan badak sumatra. Tapir, badak bercula satu, beruang madu, orang utan, tarsius, kukang, uwa- uwa. Sedangkan untuk jenis burung, ada burung rangkong, burung jalak bali, burung murai, burung elang putih dan burung elang jawa.

2. Wilayah Australia (Australis)
Wilayah australia meliputi daerah papua, maluku, nusa tenggara, dan sulawesi. Hewan pada wilayah ini memiliki jenis yang hampir sama dengan wilayah australia. Hewan pada daerah ini memiliki ciri bertubuh kecil. Selain itu beberapa mamalia memiliki kantong. Untuk jenis burung di wilayah ini, memiliki warna bulu yang lebig beraneka ragam dan lebih banyak memiliki warna.
Dikarenakan memiliki kesamaan dengan daerah australia, hewan kangguru juga ditemukan di wilayah ini. Hanya saja jenis kangguru di Indonesia dan australia memiliki bentuk fisik yang sedikit berbeda. Selain kangguru jenis hewan di daerah ini adalah walabi, kuskus dan oposum. Sedangkan untuk jenis burung adalah cendrawasih, kasuari dan kakatua raja.

3. Peralihan
Wilayah peralihan adalah wilayah dimana hewan yang mendiaminya memiliki ciri yang berbeda dengan daeran oriental dan daerah australia. Wilayah peralihan meliputi sulawesi selatan hingga kepulauan aru. Hewan yang berada di wilayah ini dapat dikatakan sebagai hewan endemik Indonesia, karena tidak memiliki kesamaan dengan daerah lain. Hewan yang berada di wilayah peralihan adalah komodo, anoa, babi rusa, dan burung maleo.
Selain hewan di atas, beberapa binatang endemik Indonesia lainnya yang tidak berada di wilayah peralihan adalah tarsius, kukang, dan badak bercula satu. Sedangkan beberapa hewan di Indonesia yang masuk daftar terancam punah adalah badak dan harimau sumatra, tapir, elang jawa, burung rangkong, orang utan, komodo, beruang madu, bekantan, badak bercula satu, macan tutul, gajah sumatra, penyu hijau, jalak bali, cendrawasih, maleo, kakatua raja, kasuari, dan sanca hijau.
Akibat dari ulah manusia, banyak hewan dan tumbuhan yang terancam punah. Untuk mencegah kepunahan, dapat dilakukan dengan cara melestarikan flora dan fauna. Menjaga bumi adalah tugas dari manusia. Ekosistem perlu dijaga kesimbangannya, sehingga tidak terjadi dampak yang merugikan manusia

Minggu, 17 September 2017

Klasifikasi Iklim Menurut Koppen, Junghuhn, Mohr, Oldeman dan Schmidt

Klasifikasi iklim atau penggolongan iklim adalah usaha para ahli meteorologi dan klimatologi untuk menggolongkan iklim menjadi beberapa kelas yang mempunyai karakteristik tertentu. Dasar klasifikasi iklim antara lain curah hujan, temperatur udara, penguapan, ataupun formasi tumbuhan.
 
Sebagai contoh, klasifikasi iklim menurut Koppen, Mohr dan Schmidt-Ferguson sesuai dengan kondisi iklim Indonesia. Adapun klasifikasi iklim menurut Oldeman dan Thorntwaite sesuai untuk dunia secara umum. 


Klasifikasi iklim menurut Kopen


Dasar yang digunakan Koppen untuk mengklasifikasikan iklim adalah curah hujan, temperatur udara, dan jenis tanaman khusus di suatu daerah. Koppen kemudian membagi kelas iklim atas lima wilayah iklim dan dinyatakan dengan simbol huruf sebagai berikut.
  1. Iklim A, yaitu iklim tropis. Iklim ini memiliki suhu terdingin  yang tidak kurang dari 18°C, curah hujan yang lebiih besar daripada evapotranspirasi tahunannya, serta tumbuhan yang beraneka ragam. Iklim A ini terbagi atas 3 jenis, yaitu iklim hutan tropis (Af), iklim musim/monsum (Am), dan iklim sabana (An).
  2. Iklim B, yaitu iklim kering atau gurun. Iklim ini terdpat di daerah gurun atau semi-arid (stepa) dengan jumlah penguapan lebih besar atau sama dengan jumlah curah hujan tahunan. Iklim B terbagi atas dua jenis, yaitu iklim stepa (Bs) dan iklim gurun (Bw).
  3. Iklim C, yaitu iklim sedang atau iklim hujan cukup panas. Suhu rata-rata bulanan terdingin adalah -3°C hingga 18°C sedangkan suhu rata-rata bulanan terpanasnya lebih besar dari 10°C. Iklim C terbagi atas 3 jenis, yaitu iklim hangat dengan kelembaban  sepanjang musim (Cf), iklim hangat dengan musim dingin yang kering (Cw), dan iklim hutan salju dengan musim dingin yang kering (Cs).
  4. Iklim D, yaitu iklim hutan salju sejuk. Suhu rata-rata bulanan terpanas adalah lebih dari 10°C dan bulan terdingin adalah -3°C. Iklim D terbagi atas dua jenis, yaitu iklim hutan salju dengan kelembaban sepanjang musim (Df) dan iklim hutan salju dengan musim dingin yang kering (Dw).
  5. Iklim E, yaitu iklim kutub (terdapat di daerah Artik dan Antartika). Suhu tidak pernah lebih dari 10°C dan tidak memiliki  musim panas yang benar-benar panas.

Iklim A, C, dan D memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan. Adapun iklim B sesuai untuk stepa, sedangkan iklim E sesuai untuk tanaman jenis lumut-lumutan.

 

Klasifikasi iklim menurut Mohr


Dasar yang digunakan Mohr untuk membuat klasifikasi iklim adalah bula basah dan bulan kering. Pengertian dari bulan basah menurut Mohr adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm sedangkan bulan kering adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm. Adapun bulan dengan curah hujan antara 60-100 mm disebut bulan lembab dan tidak diperhitungka dalam klasifikasi iklim menurut Mohr.

 

Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson


Dasar yang digunakan oleh Schmidt-Ferguson untuk mengklasifikasika iklim sama dengan Mohr, yaitu bulan basah dan bulan kering serta tidak memperhitungkan bulan lembab. Selanjutnya, Schmidt-Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan nilai Q yang dihitung berdasarkan rumus :
 
Q = rata-rata jumlah bulan kering / rata-rata bulan basah X 100%

Indeks nilai Q dan pengklasifikasian iklim menurut Schmidt-Ferguson dapat dilihat pada tabel di bawah :
Indeks Nilai Q
Tipe Iklim
Keterangan
0-14,3 %
A
Sangat basah
14,33-33,33%
B
Basah
33,3-60%
C
Agak basah
60-100%
D
Sedang
100-167%
E
Agak kering
167-300%
F
Kering
300-700%
G
Sangat kering
>700 %
H
Luar biasa kering

Klasifikasi iklim menurut Oldeman


Dasar yang digunakan dalam klasifikasi iklim menurut Oldeman adalah urutan dari bulan basah atau bulan kering. Berbeda dengan Mohr dan Schmidt-Ferguson, kriteria yang digunakan Oldeman dalam menentukan bulan basah dan bulan kering adalah sebagai berikut :
  1. Bulan basah, apabila curah hujannya lebih dari 200 mm.
  2. Bulan lembab, apabila curah hujannya antara 100-200 mm.
  3. Bulan kering, apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.

Ketika mengklasifikasikan iklim, Oldeman lebih menitik beratkan pada bulan basah. Berdasarkan hal ini, Oldeman menentukan lima tipe iklim sebagai berikut :
Tipe Iklim
keterangan
A
Terdapat sebanyak 9 bulan basah berurutan
B
Terdapat 7-9 bulan basah berurutan
C
Terdapat 5-6 bulan basah berurutan
D
Terdapat 3-4 bulan basah berurutan
E
Terdapat 3 bulan basah yang berurutan


 
klasifikasi iklim

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn

 
Dasar klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah ketinggian dan kesesuaiannya dengan kehidupan (daya adaptasi) tumbuh-tumbuhan. Berikut ini adalah pengklasifikasian iklim menurut Junghuhn:
  1. Daerah panas, yaitu berketingian 0-600 mdpl dan bersuhu udara 26,3 - 22°C.
  2. Daerah sedang, yaitu berketinggian 600-1.500 mdpl dan bersuhu udara 22-17,1°C.
  3. Daerah sejuk, yaitu berketinggian 1.500-2.500 mdpl dan bersuhu udara 17,1-11,1°C.
  4. Daerah dingin, yaitu berketinggian lebih dari 2.500 mdpl dan bersuhu udara 11,1-6,2°C.

Demikianlah penjelasan mengenai klasifikasi iklim. Semoga tulisan ini bermanfaat.