Pembelajaran Model SCREN

Belajar sambil bermain dengan mencari QR Code kemudian di scan yang memunculkan pertanyaan, lalu dijawab bersama tim. Tim tercepat menyelesaikan seluruh QR Code dan menjawab dengan benar akan menjadi pemenang.

Pembelajaran Model Word Square

Belajar dengan mencari kata-kata teracak pada kotak yang berhubungan dengan materi melalui pertanyaan yang telah disiapkan.

Penggunaan Media TTS dalam KBM

Teka teki silang diterapkan ke dalam pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Menjadikan pembelajaran lebih santai dan menyenangkan.

Bermain Ular Tangga dalam KBM

Ular tangga adalah permainan sederhana yang sering dimainkan anak-anak. Kali ini ular tangga dimainkan dalam KBM agar peserta didik lebih asyik menikmati materi sambil bermain.

Ulangan dengan Soal Bergeser

Ulangan sering kali membuat stres peserta didik. Tetapi dengan menggunakan metode ulangan soal bergeser semuanya menjadi menyenangkan dan bermakna.

Apa itu Plickers? Bagaimana cara menggunakannya?

Aplikasi Plickers dapat memungkinkan guru untuk melakukan penilaian formatif dengan menggunakan kartu kode, perangkat yang digunakan hanya smartphone guru atau tablet..

Minggu, 23 April 2017

5 Fakta Aneh Mata Uang Dunia, Yang Terakhir Bikin Decak Kagum

Sejumlah mata uang punya fakta absurd. Ada yang nominalnya fantastis, ukurannya sangat kecil atau tidak kasat mata. Walau begitu sebagai alat pembayaran, uang harus aman dari pemalsuan. Beberapa mata uang yang unik:

1. Paling Banyak Nolnya

Uang kertas Zimbabwe dari 2009 ini nominalnya 100 trilyun Dollar, artinya ada 14 nol di belakang angka satu. Nominal absurd ini menunjukkan inflasi yang luar biasa tingginya di negara Afrika itu. Nilai uang merosot drastis. Sebagai ilustrasi, harga sepotong roti di Zimbabwe pada saat itu sekitar 300 milyar Dollar.


2. Berharga Paling Tinggi


Beda dengan uang kertas dengan nominal 10.000 Dollar Singapura yang dikeluarkan tahun 1973. Bertahun-tahun warga terbiasa berbelanja dengan uang nominal besar ini. Nilai mata uang itu sekarang setara deangan 6.000 Euro. Singapura menariknya dari peredaran tahun 2004 untuk meredam kasus pencucian uang.


3. Uang Kertas Paling Kecil


Uang Kertas Rumania dengan nominal 10 Bani menjadi alat pembayaran sah dengan ukuran paling kecil sedunia. Besarnya hanya 27,5 X 38 milimeter atau hanya seukuran perangko. Uang yang diedarkan tahun 1917 saat perang dunia pertama ini, dibuat sedemikian kecil karena bahan mentahnya sulit diperoleh akibat perang. (foto: simbol mata uang Rumania)


4. Dibatasi Hanya Sampai 100


Cina membatasi nominal mata uang terbesarnya hanya pada angka 100 Yuan. Keuntungannya, pencucian uang jadi sulit. Kerugiannya, untuk membeli produk berharga mahal, orang harus membawa uang berkoper-koper. Karena warga Cina terbiasa membeli barang secara kontan, orang yang membawa uang sekoper penuh juga sudah jadi pemandangan biasa.


5. Berteknologi paling Tinggi


Mata uang Euro terbaru dengan nominal 50 dipromosikan menjadi yang berteknologi paling tinggi. Sulit dipalsukan, tidak mengandung lemak hewan, tahan suhu mesin cuci hingga 90 derajat dan tidak luntur oleh bahan kimia agresif. Mata uang Euro bernominal 50 ke bawah paling banyak dipakai konsumen. Sementara nominal besar 200 hingga 500 Euro lebih banyak disimpan di bank.


12 Foto Bewarna Perang Dunia II, Yang Akan Membuat Kamu Kembali Mempelajari Sejarah

Menurut wikipedia, perang dunia ke 2 (PD II), adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia. Dikabarkan perang kala itu memakan korban hingga 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II adalah konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia. Betapa mengerikannya perang dunia 2. Untuk mengenang kejadian tersebut, sebuah museum  bernama Imperial War Museum menerbitkan foto-foto perang dunia ke 2 bewarna untuk pertama kalinya. Koleksi langka itu didapatkan dari fotografer resmi, agen berita, ataupun freelancer kala itu. Simak beberapa foto bewarna dalam kejadian perang dunia ke 2.

1. Seorang pilot pesawat tempur bernama James ‘Johnnie’ Johnson dan hewan peliharaannya di Normandia, Perancis pada July 1944.

Image: theguardian.com

2.  Para wanita sedang beraktivitas membuat peluru dan amunisi perang lainnya di pabrik bawah tanah Wirral, Merseyside, Inggris pada tahun 1945.

Image: theguardian.com

3.  Senjata meriam 5,5 inch dipersiapkan untuk perang. Foto itu diambil pada September 1943.

Image: theguardian.com

4.  Jendral Sir Bernard Montgomery menjelaskan secara rinci strategi sekutunya kepada Raja George VI. Foto itu diambil disebuah pangkalan militer di Belanda pada Oktober 1944.

Image: theguardian.com

5.  Tak hanya lelaki, para wanita yang terdaftar dalam angkatan darat juga ikut andil dalam perang ini. Terlihat 2 orang wanita sedang kompak menggergaji pohon.

Image: theguardian.com

6.  Pekerja lokal yang ikut membantu mengganti mesin kapal perang Lockheed Hudson disebuah kota kecil Yundum, Gambia April 1943.

Image: theguardian.com

7.  Anak-anak sedang bermain dengan gembira diatas kendaraan perang Sherman tank. Foto itu diambil sekitar bulan Augustus tahun 1943.

Image: theguardian.com

8. Letnan Vernon R Richards dari kelompok tempur Amerika Serikat terbang dengan pesawat P-51D Mustang. Dia melakukan misi pengeboman pada tahun 1944.

Image: theguardian.com

9.  Pasukan yang terdiri dari para wanita Auxiliary Territorial Service (ATS), sedang bekerja membantu dalam persiapan perang.

Image: theguardian.com

10. Pesawat pengebom Lancaster tampaknya hampir selesai dibuat di sebuah pabrik perakitan Avro's di Woodford dekat Manchester, Inggris pada tahun 1943.

Image: theguardian.com

11. Kapal perang pasukan Jerman Admiral Hipper tampak ditinggal begitu saja dipelabuhan Kiel di Jerman. Foto tersebut diambil sekitar Mei 1945.

Image: theguardian.com

12.  Kerumunan masyarkat merayakan kemenangan, setelah pihak Nazi Jerman menyerah tanpa syarat kepada sekutu 8 Mei 1945. Hari itu lebih dikenal VE-Day. Dengan demikian perang dunia ke 2 telah berakhir.

Image: theguardian.com

Perang dunia ke 2 memang telah usai. Namun, bukan berarti kita harus melupakannya. Seharusnya kita harus mengenang dan belajar dari kejadian tersebut. Dimana perang sangatlah merugikan banyak pihak.


SUMBER:
https://www.theguardian.com/world/gallery/2017/apr/19/the-second-world-war-in-colour-in-pictures

Ini Dia 5 Letusan Gunung Sangat Mematikan



Sejak tahun 1600, sekitar 278.880 orang tewas akibat aktivitas vulkanik. Banyak kematian disebabkan bahaya sekunder terkait letusan utama. Misalnya, kelaparan menewaskan 92.000 orang setelah letusan Gunung Tambora di Sumbawa pada 1815, dan tsunami vulkanik menewaskan 36.000 orang setelah letusan Krakatau di Selat Sunda pada 1883. Sejak 1980-an, kematian terkait letusan gunung berapi menurun namun ini tidak sepenuhnya hasil kesiapan atau manajemen bahaya.
Penelitian menunjukkan, aktivitas vulkanik tidak menunjukkan penurunan pada abad ke-21 cuma belakangan ini belum pernah ada di sekitar pusat populasi manusia. Sementara, masih ada sejumlah gunung berapi yang siap meletus dan jadi ancaman utama bagi kehidupan. Matthew Blackett, dosen senior geografi fisik dan bencana alam di Coventry University, menulis untuk The Conversation edisi 22 April 2017, mengulas lima letusan terdahsyat berikut ini;
Vesuvius
gunung vesuvis
Gunung Vesuvius dengan pemandangan sisa-sisa kota Pompeii. (Courtesy of Instagram@elideflorestaphotography)
Dikenal karena letusan tahun 79 yang menghancurkan kota Pompeii dan Herculaneum di jantung benua Eropa, Gunung Vesuvius masih jadi ancaman signifikan mengingat karena membayangi kota Napoli dan sekitarnya serta lebih dari 3 juta orang. Gunung Vesuvius juga dikenal dengan letusan yang sangat intens. Plinian, yang pertama kali mendeskripsikan letusan itu, mengungkap ada kolom-kolom gas dan abu yang luas hingga ke stratosfer atau jauh lebih tinggi daripada kemampuan pesawat terbang komersial.
Bila letusan Vesuvius terjadi hari ini, kemungkinan besar penduduk telah dievakuasi karena sejumlah gempa terjadi menjelang letusan. Tapi, orang akan berpotensi mandi hujan batu apung yang terlalu berat untuk ditahan di ketinggian oleh kolom-kolom gas. Kemudian, saat gunung mulai kehabisan energi, kolom-kolom itu sendiri akan runtuh menyebabkan partikel batu lebih kecil (dari abu halus sampai batu-batu kecil) berjatuhan dari langit dan kembali ke Bumi pada kecepatan tinggi. Awan gas panas dan batuan piroklastik lumat kemudian akan mengalir menuruni lereng gunung, menghancurkan apa pun yang dilewati. Campuran gas-abu bisa terbang puluhan kilometer dengan kecepatan mengerikan, berpotensi mengubah Napoli menjadi Pompeii.
Nyiragongo
gunung Nyiragongo
Kaldera Nyirangongo dalam kondisi tenang. Saat ada letusan, lava panasnya bisa meluncur deras ke lembah. (Courtesy to Instagram@butati.nyundo and Instagram@esther_nsapu)
Gunung berapi di Republik Demokratik Kongo di tengah benua Afrika ini meletus beberapa kali dalam beberapa dekade terakhir. Meski letusannya tidak terlalu eksplosif, gunung ini menghasilkan lava sangat encer dan berbahaya. Begitu dilepas, lava panas ini dengan cepat bergerak menuruni sisi gunung dan menggenangi daerah yang dilewati dengan sedikit atau tanpa peringatan.
Pada 2002, danau lava di puncak gunung pecah mengakibatkan alirannya meluncur ke kota Goma dengan kecepatan 60 km/jam, menelan beberapa bagian hingga kedalaman dua meter. Untungnya, peringatan telah dikeluarkan saat gunung mulai resah. Lebih dari 300.000 orang berhasil dievakuasi pada waktunya. Jika peristiwa semacam itu terjadi lagi, pihak berwenang setempat harus siap. Masalahnya, Kongo termasuk kawasan yang rawan pergolakan politik sehingga kurang memperhatikan gejala alam dan keselamatan penduduk.
Popocatepetl
gunung PopocatepetlGunung Popo yang bersalju bisa menghasilkan banjir lumpur. (Courtesy of Instagram@cafe.y.mate)
‘Popo’, begitu penduduk Meksiko menyebut gunung ini, letaknya hanya 70 kilometer barat daya kota besar Mexico City yang menampung 20 juta manusia. Popo secara teratur aktif. Aktivitas terakhirnya pada 2016 mengirimkan segumpal abu ke ketinggian lima kilometer. Belakangan ini, dan sepanjang sejarahnya, letusan Popo terdiri dari serpihan abu lembut yang terisolasi. Tapi serpihan abu ini melapisi gunung dengan selimut tebal. Selimut abu ini bila bercampur air bisa menghasilkan lumpur padat yang berpotensi mengalir sejauh beberapa kilometer dengan kecepatan relatif tinggi. Fenomena lahar seperti itu  bisa sangat mematikan.
Kasus seperti itu pernah terjadi dengan letusan Nevado del Ruiz pada 1985. Sekitar 26.000 orang terbunuh di kota Armero, Kolombia, akibat lahar dari sumber vulkanik yang berjarak hanya 60 kilometer. Tragedi Nevado del Ruiz akibat langsung dari aktivitas vulkanik yang mencairkan es di puncak gunung. Sementara, sejumlah besar curah hujan atau salju dapat menghasilkan lahar serupa di Popo. Lahar ini bisa mengalir menuruni lereng menuju permukiman terdekat dengan sedikit atau tanpa peringatan.
Krakatau
gunung krakatau
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yang sesekali mengeluarkan abu-asap. (Courtesy of Instagram@jansen_ward and Courtesy of Instagram@guidetokrakatau)
Lain halnya dengan Krakatau. Sekitar 36.000 orang tewas dalam tsunami yang dipicu letusan Krakatau pada 1886, yang melepaskan lebih banyak energi daripada 13.000 bom atom di Hiroshima. Letusan tersebut menghancurkan Kepulauan Krakatau sepenuhnya. Namun, dalam waktu 50 tahun, satu pulau baru muncul menggantikannya. Pulau baru ini bernama Anak Krakatau.
Sejak 1920an, Anak Krakatau tumbuh dalam beberapa fase episodik dan saat ini mencapai ketinggian sekitar 300 meter. Ada aktivitas baru gunung berapi pada 2007. Episode aktivitas lebih jauh terus dicatat, dan paling akhir pada Maret 2017. Tak ada yang tahu pasti apakah pertumbuhan Anak Krakatau yang spektakuler itu berarti suatu hari nanti akan mengulangi malapetaka yang dilepas ‘ayahnya’. Namun, mengingat lokasinya di antara dua pulau padat Jawa dan Sumatra, berarti aktivitas ini merupakan ancaman serius.
Changbaishan
gunung Changbaishan
Danau besar di puncak Gunung Changbaisan bisa menjadi lahar dingin membahayakan. (Courtesy of Instagram@kdh1204)
Tak banyak yang mengenal gunung ini karena letaknya di bagian terpencil Asia. Letusan terakhirnya terjadi pada 1903, namun sejarahnya menceritakan kisah menakutkan. Pada tahun 969, gunung di Cina ini menghasilkan letusan terbesar dalam 10.000 tahun terakhir. Letusan ini melepaskan tiga kali lebih banyak material daripada yang dilepas Krakatau pada 1886.
Salah satu potensi bahaya utama adalah danau kawah besar pada puncaknya. Danau ini dengan volume sekitar sembilan kilometer kubik. Jika pecah, danau ini bisa menghasilkan lahar yang akan menimbulkan ancaman signifikan bagi 100.000 orang yang tinggal di sekitarnya.
Pada awal 2000-an, para ilmuwan mulai memantau gunung berapi yang belum banyak dipantau ini. Para ilmuwan melihat aktivitasnya meningkat. Dormansi ruang magma tampaknya segera berakhir, dan dapat menimbulkan bahaya pada saat-saat berikutnya. Hal yang membuat lebih rumit adalah Changbaishan berada di perbatasan Cina dan Korea Utara. Dengan lokasi geo-politik yang sensitif, efek dari aktivitas gunung berapi di sini kemungkinan sangat sulit ditangani.

Siapa Pribumi Asli Indonesia yang Sebenarnya?

Mulai dari keributan beberapa saat lalu, termasuk komentar-komentar netizen yang mengecewakan pada pemberitaan 10 anak muda Indonesia berprestasi level Asia di majalah Forbes: penghargaan 30 under 30. Beberapa mempermasalahkan "pribumi" dan "non-pribumi" dalam komentarnya dengan sama sekali gak mempedulikan prestasi yang ditorehkan atas nama Indonesia.
Bangsa kolonial meninggalkan banyak sekali hal dalam peradaban kita, Indonesia. Mulai dari bangunan dan benda-benda kuno, kurikulum sampai warung tegal yang bisa kamu jumpai di mana-mana. Selain itu ada satu peninggalan kolonial dalam bentuk pemahaman yang ternyata masih melekat di masyarakat Indonesia sampai sekarang, yaitu konsep “pribumi”. Kalau ditelaah secara bahasa, kata “pribumi” berdasarkan KBBI berarti penghuni asli yang berasal dari tempat yang bersangkutan. Lalu siapakah pribumi Bangsa Indonesia yang sebenarnya? Semua akan dibahas secara lengkap di sini!

Seperti apa pengertian pribumi oleh masyarakat awam Indonesia dan bagaimana penyikapan mereka terhadap itu?

Yang dimengerti secara kilat, kaum pribumi atau orang asli Indonesia dalam pandangan masyarakat adalah suku seperti Jawa, Batak, Minangkabau, Bali, Dayak, Papua dan masih banyak suku lainnya yang telah kita pelajari dari SD, termasuk di dalamnya ada baju adat, lagu daerah dan atribut lainnya.
Sementara itu orang-orang keturunan Arab, Tionghoa, India yang cukup banyak ditemukan di Indonesia masih sering dianggap “asing” atau “pendatang”. Padahal mereka bukan sekedar lahir dan besar di Indonesia, melainkan juga memegang budaya dan menggunakan Bahasa Indonesia. Anggapan yang nampaknya sepele ini ternyata mampu menimbulkan diskriminasi dan kecemburuan sosial yang disangkutpautkan banyak hal, terutama politik.
Berdasarkan pernyataan Ibu Herawati Sudoyo selaku Deputi Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dalam wawancaranya dengan Tempo Media, pribumi adalah orang yang menghuni suatu kawasan sejak lama, sementara penduduk yang saat ini mendiami Indonesia berasal dari beberapa titik migrasi. Kita semua bersaudara dan gak ada darah yang murni.

Beberapa dari kamu yang sering mengaku sebagai orang Indonesia asli sering gak sadar bahwa seluruh suku yang ada di Indonesia sebenarnya termasuk bangsa pendatang sesuai bukti prasejarah yang ada.

Manusia modern baru masuk ke tanah air pada Era Pleistosen. Nah, manusia pendatang ini terbagi menjadi dua golongan, yaitu Melanesia dan Austronesia. Orang Melanesia datang sejak 50.000 tahun lalu. Melanesia mayoritas berasal dari Afrika dan biasanya bermata biru, menandakan bahwa sebenarnya hampir gak ada satupun dari kita saat ini yang merupakan “pribumi” sejak awal, kecuali campuran dan gennya telah berkembang. Migrasi kedua sekitar 16.000-35.000 tahun lalu dari Indocina masuk ke Nusantara lewat jalur darat. Setelah itu disusul orang Austronesia sekitar 4.000 tahun lalu dari Formosa ke bagian barat dan timur Nusantara. Akhirnya mereka semua berkembang menjadi berbagai suku yang kita kenal saat ini.

Jauh setelah Austronesia dan berbagai variasi di dalamnya, datanglah tiga bangsa ke nusantara secara berurutan, yaitu: India, Tionghoa kemudian Arab.

Pada abad ke-3 sampai sekitar 2000 tahun lalu, masyarakat di Nusantara menjalin hubungan dengan India lewat perdagangan logam dan rempah-rempah. Dari sinilah kebudayaan India dalam Hindu-Buddha masuk ke Nusantara.
Setelah itu, Nusantara menjalin hubungan dengan Dinasti Tiongkok daerah selatan. Berdasarkan data dari Paguyuban Nasional Marga Tionghoa, tahun 907, I Ching, seorang Bhiksu Buddha berkelana lewat laut ke Nusantara dan India. Menurut catatan I Ching, ketika ia ke sana sudah ditemukan koloni orang Tionghoa di Tuban, Gresik, Jepara, Lasem dan Banten (menandakan telah ada orang Tionghoa sebelumnya). Pada abad ke-15 (Masa Dinasti Ming) sekitar tahun 1407, Nusantara kedatangan Laksamana Cheng Ho yang mendarat di Sambas dan Palembang, kemudian membangun peradaban Islam di tempat-tempatnya berkelana. Laksamana Cheng Ho berlayar ke Indonesia dengan tujuan menjalin persahabatan, alih teknologi, perdagangan dan penyebaran Islam. Di tahun 1474, dikenallah wali songo yang lima di antaranya merupakan campuran etnis Tionghoa melanjutkan penyebaran Islam di Nusantara.
Bangsa Arab pun secara perlahan datang menjalin kerja sama perdagangan. Tahukah kamu ternyata hubungan antar budaya ini menghasilkan banyak perkawinan silang. Orang-orang asing ini pun bisa jadi adalah generasi leluhur di atas kita yang tercampur darah dan gennya satu sama lain. Data terbaru menyatakan, gen masyarakat Indonesia saat ini adalah 74% Asia Tenggara dan Oseania, 9% Asia Selatan, 5% Asia Timur, 6% Arab dan 6% Afrika.

Baik itu keturunan Austronesia maupun "pendatang" semua telah berbaur dan menciptakan generasi baru sebagai satu keutuhan Nusantara, kemudian persatuan tersebut dipecahkan oleh bangsa kolonial asal Eropa yang mendoktrin istilah "pribumi".

Mulanya orang Nusantara dan “pendatang” hidup berdampingan dengan damai. Sayangnya pemerintah Eropa mulai menggolongkan dan membedakan orang satu sama lain berdasarkan asal usul etnisnya. Secara kasar, orang Eropa menempatkan diri sebagai golongan yang paling atas secara kehormatan dan kedudukan, disusul oleh orang-orang Timur seperti Arab, Tionghoa dan India. Sementara orang-orang yang mereka sebut “pribumi” ditempatkan dalam posisi yang paling bawah. Alhasil masyarakat Nusantara yang merupakan “campuran” turut menderita karena gak jelas masuk golongan mana. Perpecahan ini dilahirkan bangsa kolonial untuk membuat kekuatan masyarakat Nusantara melemah. Walau bangsa kolonial menggoyahkan mereka dalam pelevelan, beberapa multi-golongan dari mereka tetap bersatu untuk melakukan banyak perlawanan, meski gagal karena gak semuanya bersatu sebagai Nusantara seutuhnya dan masih termakan paham perbedaan yang ditanamkan bangsa kolonial.

Para pejuang kemerdekaan Indonesia telah berupaya membuat negara mengakui bahwa siapapun yang bertempat tinggal, berbudaya dan berbahasa Indonesia adalah Warga Negara Indonesia. Hal tersebut memang dirusak kembali di rezim orde baru, tapi kembali dipersatukan oleh Gus Dur.

Menjelang masa kemerdekaan, tokoh seperti Tjiptomangunkusumo, Amir Syarifudin dan Soekarno memperjuangkan agar masyarakat Nusantara dan “golongan kedua” diperhitungkan sebagai orang Indonesia tanpa terkecuali. Dengan catatan, mereka sudah berbudaya, menetap dan berbahasa Indonesia. Menyedihkannya, konsep persatuan ini cuma bertahan sampai tahun 1965 akibat di era orde baru digolongkan lagi antara “pribumi” dan “non-pribumi”. Akibatnya orang-orang yang berbudaya ‘campuran’ sesuai etnisnya harus beradaptasi dalam level ekstrim, misalnya sampai perlu mengganti namanya. Akhirnya dalam waktu 30 tahun, rezim orde baru berakhir. Konsep “pribumi” dan “non-pribumi” dihapuskan oleh Gus Dur karena itu adalah diskriminasi. Itu berlaku hingga saat ini. Jadi sekarang sudah gak waktunya lagi meributkan soal asal usul dan perbedaan satu sama lain.
Mengingat bahwa semua yang tinggal, berbudaya dan berbahasa Indonesia adalah Warga Negara Indonesia, maka sudah gak zamannya lagi kita mempermasalahkan "pribumi" dan "non-pribumi", karena gak satupun dari kita adalah penghuni asli atau darah murni sejak awal Nusantara ada. Jadi, jangan lagi berpikiran kuno atau primitif seperti itu ya. Tanpa perlu mengadakan Sumpah Pemuda lagi, mari kita bersama berjuang mengharumkan nama Indonesia, gak peduli siapapun kita dan apapun latar belakang kita. Hidup Indonesia! #SatuIndonesia

Minggu, 16 April 2017

Belum Tahu Asal Nama Indonesia?


Gambar: isigood.com
 
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di Dunia. Pada zaman dahulu bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Asia beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, India , Persia, dan Tiongkok. Mereka beranggapan bahwa seluruh kawasan selatan dan tenggara Asia adalah India. Kemudian pada saat Belanda datang ke Indonesia nama India berubah menjadi Hindia belanda yang artinya Hindia milik Belanda.

Kemudian Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan yaitu Journal of Indian Archipelago and Eastren Asia. Dua tokoh yang berperan dalam pemberian nama Indonesia adalah james Richardson Logan, seorang Skotlandia dari Universitas Edinburgh dan George Samuel Windsor Earl, seorang ahli etnologi bangsa Inggris.

Banyak sebutan yang dijadikan nama panggilan untuk wilayah Indonesia pada waktu dulu seperti bangsa Tionghoa yang menyebutnya sebagai Nan-hai  (Kepulauan Laut Selatan), Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang) panggilan dari bangsa India sendiri, dan Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa) merupakan panggilan dari bangsa Arab.

Kedua tokoh tersebut bergagasan untuk memberikan nama sendiri untuk wilayah Indonesia. Nama Indian Archipelago di anggap terlalu pamjang dan membingungkan karena hampir sama dengan daerah lain di kawasan India. George Samuel Windsor Earl mengajukan nama Indunesia dan Malayunesia lalu George Earl memilih nama Malayunesia karena di anggap lebih cocok karen kultur budaya yang kebanyakan orang melayu tapi kemudian Richardson Logan memilih nama Indonsia dang mengganti huruf “u” menjadi huruf “o” dan dibaca Indonesia. Akhirnya nama Indonesia di resmikan menjadi nama tanah air pada Kongres Pemuda ke-2 tanggal 28 Oktober 1928 atau yang dikenal dengan sebutan hari Sumpah Pemuda.

Selasa, 11 April 2017

4 Hal Berikut Ini Mencerminkan Pembelajaran Abad 21

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan terus berkembang begitupun dengan cara/metode pembelajarannya khsususnya bagi siswa di sekolah. K13 atau kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru pendidikan Indonesia yang menuntut agar siswa aktif dan kreatif pada saat pembelajaran berlangsung.

Salah satu hal penting yang menjadi agenda atau fokus dalam implementasi Kurikulum 2013 (K-13) adalah pembelajaran abad 21. Pada K-13 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal.


1. Kemampuan berpikir kritis (critical thinking skill)

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis projek. Guru jangan risih atau merasa terganggu ketika ada siswa yang kritis, banyak bertanya, dan sering mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa ingin tahunya yang tinggi. 

Yang perlu dilakukan guru adalah memberikan kesempatan secara bebas dan bertanggung bertanggung jawab kepada setiap siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan membuat refleksi bersama-sama. Pertanyaan-pertanyaan pada level HOTS dan jawaban terbuka pun sebagai bentuk mengakomodasi kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Kreativitas (creativity)

Guru perlu membuka ruang kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Kembangkan budaya apresiasi terhadap sekecil apapun peran atau prestasi siswa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasinya. Tentu kita ingat dengan Pak Tino Sidin, yang mengisi acara menggambar atau melukis di TVRI sekian tahun silam. Beliau selalu berkata “bagus” terhadap apapun kondisi hasil karya anak-anak didiknya. Hal tersebut perlu dicontoh oleh guru-guru masa kini agar siswa merasa dihargai.

Peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam belajar, karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Howard Gardner bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk. Ada delapan jenis kecerdasan majemuk, yaitu; (1) kecerdasan matematika-logika, (2) kecerdasan bahasa, (3) kecerdasan musikal, (4) kecerdasan kinestetis, (5) kecerdasan visual-spasial, (6) kecerdasan intrapersonal, (7) kecerdasan interpersonal, dan (8) kecerdasan naturalis.

3. Ketiga, komunikasi (communication)

Komunikasi tidak lepas dari adanya interaksi antara dua pihak. Komunikasi bisa menjadi sarana untuk semakin merekatkan hubungan antar manusia, tetapi sebaliknya bisa menjadi sumber masalah ketika terjadi miskomunikasi atau komunikasi kurang berjalan dengan baik. Penguasaan bahasa menjadi sangat penting dalam berkomunikasi.

Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa dengan guru, maupun komunikasi antarsesama siswa. Ketika siswa merespon penjelasan guru, bertanya, menjawab pertanyaan, atau menyampaikan pendapat, hal tersebut adalah merupakan sebuah komunikasi.

4. Kolaborasi (collaboration)

Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk berkolaborasi dan bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian, melalui kolaborasi akan tercipta kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian antaranggota.

Sumber : sekolahdasar.net

Minggu, 09 April 2017

3 Bentuk Piramida Penduduk: Expansive, Stasioner, & Constructive

Piramida penduduk adalah grafik mendatar yang menyajikan data kependudukan dalam bentuk diagram batang yang menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Tersusun dari garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk menyatakan golongan umur. Dimulai dari umur 0–4, 5–9, dan seterusnya hingga usia maksimal yang bisa dicapai oleh penduduk di suatu wilayah.


Jenis kelamin laki-laki di sebelah kiri, sedangkan golongan perempuan di sebelah kanan. Garis horizontal digunakan untuk menunjukkan jumlah, biasanya dalam jutaan, tetapi tergantung pada kuantitas penduduk.

Bentuk piramida penduduk berbeda-beda untuk setiap wilayah atau negara. Meskipun bentuknya berbeda-beda, pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga. Masing-masing bentuk mencerminkan karakteristik penduduknya. Ketiga bentuk piramida penduduk itu sebagai berikut.

1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)

Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.

Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain sebagai berikut.
  • Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
  • Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.
  • Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
  • Sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.
2. Piramida Penduduk Stasioner

Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama. Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa negara yang tergolong maju.

Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner antara lain sebagai berikut.
  • Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang.
  • Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan angka kematian relatif lebih rendah.
  • Pertumbuhan penduduk kecil.
  • Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)

Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss

Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif antara lain sebagai berikut.
  • Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat kecil.
  • Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa.
  • Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
  • Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif.
  • Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
  • Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
Contoh 3 bentuk piramida penduduk
Dengan melihat bentuk piramida penduduk, maka akan diketahui apakah negara itu bercirikan penduduk tua atau muda. Suatu negara disebut berpenduduk tua apabila sebagian besar penduduk di negara itu sudah berumur tua. Sedang suatu negara disebut berpenduduk muda apabila sebagian penduduk negara itu masih berumur muda.