Sebagai negara tropis yang memiliki ribuan pulau dan lautan yang luas, Indonesia mempunyai kekayaan alam yang sangat berlimpah. Di daratan, suhu dan curah hujan yang tinggi memungkinkan penduduknya dapat menanam berbagai macam komoditas pertanian dan perkebunan. Curah hujan yang tinggi juga menjamin tetap tersedianya air untuk kepentingan budi daya perikanan darat.
Wilayah Indonesia yang tergolong luas juga menyimpan kekayaan berupa lahan yang masih belum dimanfaatkan. Banyak pulau yang masih belum dihuni hingga di masa mendatang masih terbuka luas untuk dikembangkan dengan berbagai produk pertanian. Lahan yang luas juga menarik para pengusaha baik dari dalam maupun luar negeri untuk membuka perkebunan di berbagai wilayah Indonesia.
Selain lahan yang masih luas, Indonesia juga memiliki laut yang luas (2/3 bagian) dan garis pantai yang sangat panjang. Laut di Indonesia dengan berbagai sumber daya yang terkandung di dalamnya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh penduduk. Sebagian besar penduduk Indonesia masih berorientasi ke darat. Padahal, potensi sumber daya laut, khususnya ikan, masih melimpah ruah. Garis pantai yang sangat panjang juga menjadi modal untuk mengembangkan budi daya perikanan.
Potensi dan Sebaran Sumber Daya Alam Indonesia |
Sumber daya alam Indonesia yang banyak dan beraneka ragam sudah dikenal oleh bangsa lain sejak dulu. Bangsa India dan Cina bahkan sudah mengadakan hubungan dagang dengan bangsa Indonesia sejak abad ke-2 Masehi. Komoditas perdagangan dari Indonesia yang terkenal antara lain emas, cengkih, lada, kayu cendana, dan kapur barus. Komoditas tersebut termasuk yang diperdagangkan di pasaran internasional dengan nilai yang tinggi.
Ketika hubungan dagang dengan pedagang Cina mulai terjalin, para pedagang Indonesia diharapkan mampu menyediakan barang dagangan yang bisa menyamai kedudukan barang-barang dagangan dari Asia Barat. Kekayaan bumi Indonesia mampu menyediakan banyak barang seperti bahan wangi-wangian, misalnya berbagai jenis kemenyan dan kayu harum seperti cendana, kapur barus, dan berbagai jenis rempah-rempah. Barang komoditas tersebut mampu menembus pasaran Cina.
Sumber daya alam di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi sumber daya udara, sumber daya tanah, sumber daya air, sumber daya hutan, sumber daya tambang dan sumber daya laut. Gambaran tentang setiap sumber daya alam disampaikan pada bagian berikut ini.
1. Potensi Sumber Daya Udara
Potensi Sumber Daya Udara Udara tidak tampak mata, tidak berbau, dan tidak ada berasa. Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari adanya angin (udara yang bergerak) yang menggerakkan benda-benda, seperti pohon yang tertiup angin, air yang bergelombang, dan lain-lain. Walaupun demikian, udara merupakan salah satu jenis sumber daya alam, sama seperti air, tanah, bahan tambang, laut, dan hutan.
Potensi Sumber Daya Udara |
Mengapa udara termasuk salah satu jenis sumber daya alam? Udara mempunyai banyak fungsi bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia dan hewan pasti membutuhkan udara untuk bernapas. Tumbuhan juga membutuhkan udara untuk melakukan proses pembentukan zat makanan karbohidrat oleh tumbuhan (fotosintesis). Zat makanan yang dihasilkan sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia dan binatang. Udara juga berfungsi melindungi kehidupan di permukaan bumi dari sinar ultraviolet dan benda-benda dari angkasa luar yang jatuh ke bumi. Lapisan udara atau atmosfer yang menyelubungi bumi menyaring radiasi ultraviolet yang dapat mengganggu kehidupan di permukaan bumi. Benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi juga akan hancur di udara sebelum mencapai ke bumi.
Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika tidak ada udara. Benda-benda dari angkasa luar akan banyak yang sampai ke bumi sehingga akan membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Udara terdiri atas tiga unsur utama, yaitu (1) udara kering, (2) uap air, dan (3) aerosol. Udara keringadalah unsur utama pembentuk udara, terdiri atas nitrogen, oksigen, dan lain- lain. Sebagian besar unsur penyusun udara kering adalah nitrogen, baru berikutnya oksigen dan sejumlah unsur lainnya yang kecil persentasenya. Walaupun volumenya kecil, tetapi unsur-unsur itu memiliki fungsi masing-masing yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan.
Di dalam udara terdapat uap air yang berasal dari hasil penguapan (evaporasi). Proses pemanasan oleh cahaya matahari mengakibatkan tubuh-tubuh air (mis: sungai, danau, dan laut) sebagian akan berubah menjadi uap air yang mengisi udara di atasnya. Karena itu, uap air tersebar tidak merata di permukaan bumi. Persebaran uap air bergantung pada intensitas penyinaran matahari dan keberadaan tubuh-tubuh air di suatu wilayah. Selain udara kering dan uap air, dalam udara juga terdapat benda-benda berukuran kecil yang karena beratnya sangat ringan yang disebut aerosol, ia mampu melayang- layang di udara. Aerosol dapat berupa partikel berbentuk garam, garam natrium, karbon, sulfat, nitrat, kalsium, kalium, silikat, partikel-partikel dari gunung berapi, dan lain-lain. Aerosol dengan mudah dapat kita lihat ketika ada cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah pada suatu bangunan. Benda-benda kecil itu melayang-layang dan akan terlihat dengan jelas.
Tanpa semua unsur penyusun udara tersebut, tentu kehidupan tidak berjalan seperti yang kita saksikan saat ini. Uap air dalam udara sangat bermanfaat untuk proses terbentuknya hujan. Aerosol sangat bermanfaat untuk kondensasi dan pembentukan hujan. Ketika uap air berubah menjadi titik air, uap air perlu tempat untuk bertengger. Tempat itu adalah partikel-partikel yang melayang di udara atau aerosol. Tanpa adanya aerosol, hujan akan sulit terjadi. Melihat begitu pentingnya udara bagi kehidupan, tepat jika dikatakan bahwa udara merupakan salah satu jenis sumber daya alam.
Bagi negara Indonesia, ruang udara menyangkut kedaulatan negara. Hal ini karena ruang udara merupakan salah satu unsur pembentuk wilayah suatu negara selain daratan. Karena itu, diperlukan pengaturan pemanfaatan ruang udara, misalnya untuk kepentingan lalu lintas dirgantara. Sebagai contoh, pesawat militer tidak diperbolehkan melewati wilayah udara suatu negara tanpa izin negara yang bersangkutan.
2. Potensi Sumber Daya Tanah
Tanah merupakan tempat manusia melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Manusia bercocok tanam, membangun rumah, membangun jalan, dan lain-lain di atas tanah. Tanah juga dijadikan bahan untuk membuat bangunan, jalan, dan lain-lain.
Perhatikanlah tanah di sekitarmu! Termasuk jenis tanah apa? Seperti apakah warnanya? Apakah warna tanah selalu sama di berbagai lokasi? Jika tidak, bagaimana warna tanah yang pernah kamu lihat? Ya, ternyata tanah beragam cirinya, tidak hanya warna, tetapi juga kedalaman, tekstur, struktur, usia, dan lain-lain.
Bagaimanakah proses terbentuknya tanah? Tanah asalnya terbentuk dari bahan induk atau batuan. Bahan induk dapat berupa batuan beku maupun batuan sedimen. Tanah yang terbentuk dari batuan beku asalnya dari lava yang keluar dari gunung berapi lalu membeku. Batuan yang telah membeku tersebut kemudian terkena pengaruh cuaca, terutama panas dan hujan. Batuan kemudian hancur dan terbentuklah tanah. Hancurnya batuan juga dapat terjadi disebabkan adanya tumbuhan yang akarnya mampu menghancurkan batuan.
Tanah juga terbentuk dari batuan sedimen. Batuan sedimen tersebut mengalami pemadatan, mengeras, dan kemudian hancur oleh pengaruh cuaca. Tanah yang terbentuk dari batuan sedimen berbeda dengan tanah yang terbentuk dari batuan beku.
Tanah yang terus menerus mengalami proses pelapukan akan makin tebal atau dalam. Dengan demikian, usia tanah dapat ditentukan dengan melihat ketebalan atau kedalaman tanahnya, makin tebal atau dalam, makin tua usia tanah tersebut. Usia tanah dapat juga dilihat dari warna dan banyaknya lapisan atau horizon tanahnya. Warna tanah berubah sehingga tanah yang memiliki banyak horizon tanah dapat dikatakan tanah tersebut telah mengalami perkembangan lanjut atau berusia tua. Biasanya, tanah yang berusia tuawarnanya kemerah-merahan, sedangkan tanah yang lebih muda berwarna abu-abu atau kehitaman sesuai dengan batuan yang menjadi bahan atau asal dari pembentukan tanah tersebut.
Berdasarkan sifat batuan induknya, secara umum tanah di Indonesia dapat dibedakan menjadi: (1) tanah dengan bahan induk vulkanik, (2) tanah dengan bahan induk bukan vulkanik, (3) tanah organik atau humus.
a. Tanah dengan Bahan Induk Vulkanik
Tanah vulkanik awalnya terbentuk dari material vulkanik yang dikeluarkan saat gunung berapi meletus. Material vulkanik yang dikeluarkan dari gunung berapi terdiri atas lava (magma yang mencapai permukaan bumi melalui letusan gunung berapi) dan lahar (campuran air dan batuan yang menuruni lereng gunung berapi sebagai akibat adanya gaya gravitasi). Istilah lava juga bisa berarti aliran batuan yang cair yang mengalir dari kawah.
Tanah vulkanik terbentuk dari material vulkanik yang melalui proses panjang pelapukan yang sangat lama. Biasanya, tanah vulkanik lebih subur jika dibandingkan dengan jenis tanah lainnya. Itulah yang menyebabkan daerah yang berada di sekitar gunung berapi menjadi daerah pertanian yang subur.
Di manakah sebaran tanah vulkanik di Indonesia? Sebaran tanah vulkanik tentu saja bersesuaian dengan sebaran gunung berapi di Indonesia. Sebaran gunung berapi di Indonesia umumnya terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara serta sejumlah daerah di Sulawesi dan Maluku. Dengan demikian, sebaran tanah vulkanik berada di Pulau Sumatra sepanjang Bukit Barisan, Pulau Jawa kecuali di utara Pegunungan Kendeng (Bojonegoro), Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur kecuali Pulau Sumba dan Timor. Selain itu, tanah vulkanik juga terdapat di Maluku kecuali di Kepulauan Kei dan Aru, serta bagian utara Sulawesi.
b. Tanah dengan Bahan Induk Bukan Vulkanik (Tanah Tertier)
Bahan induk dari tanah ini bukan hasil aktivitas atau letusan gunung berapi. Jika kita memperhatikan peta sebaran tanah di Indonesia, sebaran tanah yang berbahan induk bukan vulkanik terletak di daerah berikut.
1. Sebelah timur dari rangkaian pegunungan di Sumatra, Kepulauan Riau, Bangka, Belitung, dll.
2. Bagian utara Jawa Timur (sebelah utara Pegunungan Kendeng) dan Madura.
3. Bagian kecil dari Bali dan Nusa Tenggara Timur (Sumba, Timor).
4. Sebagian besar wilayah Sulawesi. Kalimantan dan sebagian besar Papua.
5. Sebagian besar Maluku.
c. Tanah Organik
Tanah organik (humus) adalah tanah yang terbentuk dari tumpukan sisa-sisa tumbuhan. Di Indonesia, tanah organik dikenal dengan istilah lain yaitu tanah gambut. Jenis tanah organik banyak ditemukan di rawa-rawa yang luas seperti di sepanjang pesisir Kalimantan, di pantai timur Sumatra,di sekitar muara Membramo, dan di sebelah utara Merauke, Papua. Warna tanah gambut ini adalah cokelat kelam hitam sampai berwarna hitam.
3. Potensi Sumber Daya Air
Pengertian sumber daya air adalah : sumber daya berupa air yang memiliki daya guna atau berpotensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaannya pada bidang pertanian, industri, rekreasi, rumah tangga, dan aktivitas lingkungan.
Perhatikanlah penduduk di sekitar tempat tinggal kamu memperoleh air dari mana saja ? Apakah air tersebut akan habis dipergunakan oleh mereka? Mungkin sebagian dari mereka memperoleh air dari sumur yang dibuatnya. Sebagian yang lain mungkin dari danau, sungai, waduk, atau bahkan dari lembaga penyedia air. Namun, walaupun terus dimanfaatkan, air tersebut tidak habis. Mengapa demikian? Karena saat sinar matahari memanaskan permukaan bumi, terjadi penguapan atau evaporasi.
Dalam proses penguapan, air (zat cair) berubah wujud menjadi uap air (zat gas). Uap air tersebut lalu naik menjauhi permukaan bumi dan terjadilah proses kondensasi (perubahan uap air menjadi titik-titik air). Bersamaan dengan proses tersebut, terbentuklah awan dan selanjutnya turun sebagai hujan. Demikian seterusnya, air berubah wujud menjadi uap dan kadang menjadi es, kemudian berubah menjadi air kembali. Melalui proses tersebut, dapat dimengerti mengapa air tidak pernah habis.
Proses ini dikenal sebagai siklus air atau siklus hidrologi. Ada tiga siklus air, yaitu siklus pendek, sedang, dan panjang. Untuk memahami prosesnya, amati gambar-gambar berikut ini.
Siklus Pendek |
Siklus air yang diuraikan di atas disebut sebagai siklus pendek. Sementara pada siklus sedang, air yang menguap ke atas berubah menjadi titik-titik air. Dari titik-titik air itu, terbentuklah awan. Angin membawa awan sehingga berpindah lokasinya ke wilayah lainnya atau daratan. Di daerah tertentu, awan tersebut kemudian menurunkan hujan. Aliran air hujan kemudian masuk ke sungai dan akhirnya kembali ke laut.
Siklus Sedang |
Siklus air bisa lebih panjang dibandingkan dengan siklus sedang. Air yang menguap ke udara kemudian mengalami kondensasi dan berubah menjadi partikel-partikel es melalui proses sublimasi. Pada tahap berikutnya, air yang menjadi kristal-kristal es kemudian turun sebagai hujan dan atau salju. Di daratan, salju tersebut kemudian membentuk gletser. Es kemudian mencair dan masuk ke sungai dan akhirnya es yang mencair itu mengalir menuju lautan.
Siklus Panjang |
Sumber daya air di Indonesia sangat berlimpah karena curah hujan yang besar. Namun, di beberapa daerah seperti di Nusa Tenggara Timur, sumber daya airnya kurang karena curah hujannya kecil. Di samping itu, kondisi tanah di NTT berbatu hingga air tidak dapat meresap dengan baik ke dalam tanah. Kekurangan air pada musim kemarau umumnya lebih banyak terjadi karena kerusakan lingkungan akibat ulah manusia.
Akibat sebagian hutan telah ditebang untuk kepentingan manusia, fungsi hutan menyimpan cadangan air pada saat musim hujan menjadi tidak berfungsi. Pada saat musim hujan, air hujan mengalir ke sungai dan kemudian ke laut tanpa banyak mengisi cadangan air dalam tanah. Akibatnya, pada musim kemarau hanya sedikit air dalam tanah yang tersedia akibat penebangan hutan yang tidak terkendali.
Tidak adanya air yang mengalir ke sungai-sungai yang ada sehingga sungai-sungai tersebut menjadi kering. Air di Indonesia tersedia dalam berbagai bentuk, antara lain air hujan, air danau, air sungai, dan air tanah.
4. Potensi Sumber Daya Hutan
Pernahkah kamu melihat dan pergi ke hutan? Pernahkah kamu melihat penduduk yang memanfaatkan hutan? Apa saja yang dimanfaatkan dari hutan? Hutan di Indonesia dikenal sebagai hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis seringkali digambarkan sebagai hutan yang lebat, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Hutan tropis di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari hutan primer sampai hutan mangrove.
Potensi sumber daya hutan di wilayah Indonesia sangat besar, yaitu mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3% dari seluruh luas wilayah Indonesia (Kemenhut, 2011). Luas hutan yang besar tersebut saat ini masih dapat dijumpai di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Di Jawa, luas hutan telah mengalami banyak penurunan karena terjadi alih fungsi untuk pertanian dan permukiman penduduk. Sementara itu, di Sumatra dan Kalimantan banyak dijumpai alih fungsi hutan menjadi pertanian dan perkebunan.
Potensi Sumber Daya Hutan Selain hutannya yang sangat luas, hutan Indonesia juga menyimpan beragam kekayaan flora dan fauna atau keanekaragaman hayati yang sangat besar. Bahkan, banyak di antaranya merupakan spesies endemik atau hanya ditemukan di Indonesia, tidak ada ditemukan di tempat lainnya
Potensi Sumber Daya Hutan |
Hasil hutan sebagai salah satu potensi sumber daya hutan, sebenarnya tidak hanya sekadar kayu. Hutan tropis yang dimiliki Indonesia juga menghasilkan beragam buah-buahan dan tumbuhan obat-obatan. Namun demikian, hasil hutan yang banyak dikenal penduduk adalah sebagai sumber kayu. Setidaknya terdapat 4 ribu jenis kayu yang 267 jenis di antaranya merupakan kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Secara umum, jenis-jenis kayu dan sebarannya adalah sebagai berikut.
1. Kayu meranti, keruing, agathis dihasilkan terutama di Sulawesi, Papua, dan Kalimantan.
2. Kayu jati banyak dihasilkan terutama di Jawa Tengah.
3. Rotan banyak dihasilkan di Kalimantan, Sumatra Barat dan Sumatra Utara.
4. Kayu cendana banyak dihasilkan di NTT.
5. Kayu akasia dan rasamala banyak dihasilkan di Jawa Barat.
Hutan Gundul |
Mengapa kita harus menyelamatkan hutan? Lihat gambar hutan gundul disamping, hutan yang kita miliki saat ini ternyata telah mengalami banyak kerusakan. Ini berarti potensi sumber daya hutan Indonesia berkurang. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan, laju kerusakan hutan kita mencapai 300 ribu ha/tahun. Akibatnya, banyak spesies tumbuhan dan hewan yang terancam punah, bahkan beberapa di antaranya dianggap punah. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang hutan kita akan habis. Padahal, hutan memiliki banyak manfaat atau fungsi, yaitu seperti berikut.
- Tempat menyimpan air hujan dan kemudian mengalirkannya ke sungai-sungai dan danau hingga pada musim kemarau daerah tersebut tidak mengalami kekeringan.
- Tempat hidup bagi flora dan fauna yang menjadi sumber makanan dan obat-obatan pada saat ini maupun pada masa yang akan datang.
- Mencegah terjadinya erosi atau pengikisan karena air hujan tidak langsung jatuh ke tanah yang mengakibatkan kikisan tanah-tanah yang subur.
- Menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida sehingga suhu bumi jadi lebih terkendali.
- Sumber kehidupan bagi masyarakat, khususnya penduduk sekitar hutan dari produk yang dihasilkannya.
Mari menjaga hutan kita bersama-sama sehingga potensi sumber daya hutan Indonesia tidak terus berkurang dan dapat dinikmati oleh bangsa Indonesia selamanya.
5. Potensi Sumber Daya Tambang
0 komentar:
Posting Komentar